Sabtu, 23 November 2024

Satu Dekade Muhammadiyah dan NU Lebaran Bersama

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi. Proses rukyatul hilal.

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) tahun ini menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriah pada hari yang sama. Yakni pada Kamis 13 Mei 2021. Tahun ini menjadi tahun kesepuluh secara berturut-turut kedua organisasi islam terbesar di Indonesia itu merayakan lebaran bersamaan.

Perbedaan penetapan akhir Ramadan atau 1 Syawal kedua organisasi ini terjadi pada 2006 silam, 2007, kemudian pada 2011. Pada ketiga waktu itu Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal lebih cepat satu hari dari NU.

Pada 2006 silam Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1427 Hijriah jatuh pada tanggal 23 Oktober sementara NU pada 24 Oktober. Setahun setelahnya, 2007, awal Syawal masih di bulan Oktober. 1 Syawal 1428 H versi Muhammadiyah pada 12 Oktober, sedangkan NU sehari setelahnya, pada 13 Oktober.

Perbedaan yang terakhir, yaitu pada 2011. Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriah jatuh pada tanggal 30 Agustus, sementara NU menetapkan Idulfitri jatuh pada 31 Agustus.

Setelah itu, sejak 2012 sampai 2021 ini, umat Islam di Indonesia merayakan lebaran di hari yang sama. Kondisi ini diperkirakan terjadi setidaknya sampai tahun depan.

Thomas Djamaluddin Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pernah menyatakan, sampai 2022 nanti tidak ada perbedaan penetapan awal puasa dan Lebaran antara Kemenag, Muhammadiyah, maupun NU.

Profesor riset bidang astronomi dan astrofisika itu mengatakan, fenomena unik itu terjadi selama tidak ada perubahan kriteria penetapan awal puasa dan Lebaran antara pemerintah dan dua ormas Islam besar itu.

“Penyebabnya murni fenomena alam. Posisi bulan selama delapan tahun ke depan sangat tinggi saat dilakukan rukyat (pengamatan, red),” katanya di Jakarta dikutip JPNN.

Tahun ini, Muhammadiyah menyampaikan keputusan ini lebih dulu pada hari Senin (10/5/2021) melalui keterangan yang diberikan oleh Agung Danarto Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Penetapan Idulfitri dilakukan dengan metode hisab yang dipedomani oleh majelis Tarjih dan Tajdid.

Pernyataan Agung disampaikan berdasarkan Surat Edaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 04/EDR/1.0/E/2021 tentang tuntunan Idulfitri 1442 Hijriah atau 2021 Miladiyah dalam kondisi pandemi Covid-19. Surat Edaran ini ditandangani Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah tanggal 10 Mei 2021.

“Bismillahirrohmanirrohim Pimpinan Pusat Muhammadiyah berdasarkan metode hisab yang dipedomani oleh majelis tarjih dan tajdid telah menetapkan bahwa hari raya Idulfitri 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada hari Kamis tanggal 13 Mei 2021,” ujar Agung dalam keterangannya, Senin (10/5/2021).

Sementara KH Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU, sore hari ini, Selasa (11/5/2021) dalam sidang penetapan 1 Syawal 1442 Hijriah di Nusantara Command Center, Gedung PBNU, Jakarta menetapkan Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah jatuh pada hari Kamis (13/5/2021).

surat-penetapan-idulfitri-pbnu
Surat PBNU soal penetapan 1 Syawal 1442 Hijriah.

Kiai Said Aqil menjelaskan, Tim Lembaga Falakiyah PBNU sore hari ini sudah melakukan pemantauan hilal di 34 titik lokasi di Indonesia. Hasilnya, tidak ada yang bisa melihat hilal.

Karena seluruh perukyat PBNU tidak melihat bulan baru atau hilal sebanyak dua derajat di atas ufuk, maka Bulan Ramadan tahun ini disempurnakan menjadi 30 hari (istikmal).

“PBNU mengimbau Warga NU serta Umat Islam di Indonesia menyempurnakan ibadah puasa 30 hari, dan berlebaran pada 13 Mei 2021,” ujarnya.(dfn/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs