Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan, munculnya varian baru Virus Corona berpengaruh terhadap penurunan persentase kemanjuran/efikasi Vaksin Covid-19.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menggolongkan tiga jenis virus mutasi baru yang menjadi perhatian serius (Variant of Concern), yang bisa menurunkan efikasi vaksin.
Ketiga jenis virus itu; varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris, varian Beta dari Afrika Selatan, dan varian Delta yang berasal dari India. Profesor Wiku bilang, merujuk standardisasi WHO, vaksin yang baik untuk membentuk antibodi punya efikasi di atas 50 persen.
Dari lima jenis vaksin yang dipakai dalam program vaksinasi nasional di Indonesia, Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna dan Pfizer, hampir semua menggunakan Virus Corona varian asli yang pertama kali menyebar di Kota Wuhan, China.
Walau pun ada potensi penurunan efikasi terhadap virus varian baru, Wiku menilai vaksin-vaksin impor yang ada di Indonesia masih cukup ampuh karena rata-rata efikasinya di atas 50 persen.
“Masyarakat tidak perlu khawatir khususnya pada kelima jenis vaksin yang telah digunakan di Indonesia. WHO telah menegaskan standar vaksin dengan kemampuan membentuk kekebalan yang baik adalah yang memiliki efikasi di atas 50 persen,” ujarnya di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/9/2021).
Berdasarkan hasil pemeriksaan genom sekuensing di berbagai daerah, terdeteksi ada 17 kasus infeksi virus varian Beta, 64 kasus varian Alpha, dan 2.240 kasus infeksi varian Delta.
Maka dari itu, Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 menilai target cakupan vaksinasi sebanyak 70 persen Penduduk Indonesia belum bisa menjamin keamanan masyarakat dari ancaman Covid-19.
Dengan adanya varian baru Virus Corona, Wiku menyarankan target vaksinasi sebaiknya di atas 70 persen penduduk untuk memastikan kekebalan kelompok.(rid/tin/den)