Jumat, 22 November 2024

Satgas Covid-19: Pemakaian Masker Medis Efektif Mencegah Masuknya Virus Corona Varian Baru

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ilustrasi. Rambu wajib masker di Kota Surabaya. Foto : Totok suarasurabaya.net

Masuknya varian baru Virus Corona di sejumlah daerah disinyalir sebagai faktor pemicu lonjakan kasus infeksi Covid-19, selain tingginya mobilitas masyarakat pada masa lebaran Idulfitri tahun ini.

Tiga Virus Corona hasil mutasi yang terdeteksi di Indonesia yaitu B117 (Alpha) dari Inggris, B1351 (Beta) dari Afrika Selatan, dan B1617.2 (Delta) dari India.

Raisa Kartikasari Broto Asmoro Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan, Varian Delta sudah beredar sejumlah wilayah di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.

Tapi, tidak menutup kemungkinan Virus Corona varian baru tersebut juga sudah ada di daerah lain.

Untuk mencegah meluasnya penyebaran Virus Corona, Dokter Reisa mengajak seluruh masyarakat disiplin protokol kesehatan, terutama memakai masker.

Menurutnya, memakai masker ampuh menangkal masuknya Virus SARS-Cov-2 dan varian baru dan ke dalam tubuh, karena virus menular melalui cipratan air liur (droplet).

“Masker yang dipakai harus yang ampuh menangkal droplet masuk ke tubuh kita lewat rongga mulut dan hidung,” ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (16/6/2021).

Dia mengingatkan, kalau yang dipakai masyarakat masker kain, minimal terdiri dari tiga lapis. Sedangkan masker medis harus yang sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan.

“Membuka masker bisa dilakukan pada waktu makan, minum atau olahraga, tapi tetap harus menjaga jarak aman dengan orang lain minimal dua meter,” imbuhnya.

Dokter Reisa mengimbau masyarakat jangan membuka masker di ruang tertutup yang banyak orangnya.

Karena, virus adalah makhluk mikro organisme yang bisa melayang di udara dalam ruang tertutup atau bersifat aerosol.

“Varian apa pun yang akan muncul sebagai akibat mutasi alami virus, tidak mungkin akan menjangkiti kita dan orang orang lain kalau semua tindakan pencegahan kita lakukan,” tegasnya.

Berdasarkan temuan The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atlanta, Amerika Serikat, droplet bisa bertahan di udara dalam hitungan detik sampai menit sebelum jatuh karena tarikan gravitasi.

Sedangkan tetesan yang lebih kecil berupa partikel aerosol bisa bertahan di udara dalam ruang tertutup tanpa ventilasi yang baik, dalam durasi beberapa menit sampai hitungan jam.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs