dr Joni Wahyuhadi Ketua Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim mengungkapkan, kunci keberhasilan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di Jatim adalah pembatasan yang diberlakukan secara serentak di 38 kabupaten dan kota.
Sehingga, penanganan kasus lebih menyeluruh untuk semua kawasan, baik kawasan yang berzona oranye maupun zona kuning.
“Saya kira untuk Jatim keyword (kunci) hasil yang signifikan karena kebijakan Gubernur yang (pembatasan) di seluruh Jatim, tidak wilayah-wilayah tertentu. Misal kabupaten A ada RT yang zona oranye, itu lebih fokus di sana. Tapi seluruh kabupaten melakukan PPKM Mikro,” kata dr Joni kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (20/3/2021).
Berdasarkan Instruksi Mendagri Nomor 06 Tahun 2021 tentang Perpanjangan PPKM Mikro, PPKM Skala Mikro di Jatim kembali diperpanjang mulai 23 Maret 2021 hingga 5 April 2021.
Menurut dr Joni, keputusan itu adalah cara terbaik untuk saat ini dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Jatim, yang hingga saat ini sudah menunjukkan penurunan yang signifikan.
Ia menambahkan, itu juga dikarenakan PPKM Mikro memiliki sistem isolasi yang lebih ketat di tingkat RT/RW.
Seperti yang diketahui, PPKM Mikro diberlakukan di Jatim telah dimulai sejak 9 Februari 2021 dan terus diperpanjang hingga 5 April mendatang.
Selama PPKM diberlakukan, Bed Occupancy Ratio (BOR) isolasi biasa di Jatim telah berhasil turun dari 79 persen menjadi 29 persen. BOR ICU juga telah berhasil turun dari 72 persen menjadi 49 persen atau artinya keterisian rumah sakit di Jatim sudah sesuai syarat dari WHO, yakni di bawah 60 persen.
Di awal PPKM, di Jatim lebih dari 1.000 kasus positif per harinya, namun sejak PPKM Mikro angkanya menurun, dan tercatat dalam sepekan terakhir ini stabil di angka 300-400 kasus setiap hari.(tin/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
