Wiku Adisasmito Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menjelaskan Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mengalami peningkatan dalam dua hari terakhir. Selain itu, BOR di Rumah Sakit darurat Covid-19 Wisma Atlit, Kemayoran, Jakarta juga mengalami peningkatan.
“Selanjutnya BOR ruang isolasi di rumah sakit rujukan juga sempat mengalami peningkatan pada 2 hari terakhir, dari 2,94% menjadi 3,07%. BOR di Wisma Atlit Jakarta juga meningkat di bulan November, dari 1,76% menjadi 2,2%,” ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (2/12/2021).
Kata Wiku, meskipun peningkatan terbilang kecil, namun perlu diwaspadai karena peningkatan BOR mengindikasikan adanya kenaikan kebutuhan treatment pada gejala sedang atau berat.
Lebih lanjut, menurut Wiku, meskipun saat ini Rt (Angka Reproduksi Efektif) masih dibawah 1, namun perlu diwaspadai bahwa Rt juga mengalami peningkatan jika dilihat tren nya dalam 5 minggu terakhir.
“Indonesia mengalami peningkatan dari 0,96% menjadi 0,98%. Peningkatan serupa juga dialami pada Rt di tingkat pulau, dimana hampir semua pulau mengalami kenaikan kecuali Maluku yang mengalami penurunan dan Nusa Tenggara dengan nilai Rt tidak berubah,” jelasnya.
“Rt di tingkat pulau juga berkisar antara 0,95 sampai dengan 0,99, dimana angka ini sudah mendekati 1,” imbuhnya.
Selanjutnya, kata dia, satu di antara indikator yang juga penting adalah mobilitas penduduk. Data menunjukkan bahwa mobilitas menggunakan kereta api mengalami kenaikan 5 kali lipat dalam 5 bulan terakhir. Jumlah perjalanan kereta api pada bulan Juli adalah sekitar 100.000, sedangkan pada bulan November meningkat hingga hampir mencapai 600.000.
Kemudian mobilitas dengan menggunakan pesawat terbang juga meningkat 350% dalam 5 bulan terakhir. Jumlah perjalanan pesawat terbang pada bulan Juli adalah sekitar 350.000, sedangkan pada bulan November meningkat menjadi sekitar 1,6 juta.
Idealnya peningkatan aktivitas juga harus diikuti dengan peningkatan kepatuhan protokol kesehatan, namun sayangnya data menunjukkan sebaliknya, dimana dalam minggu terakhir kabupaten, desa atau kelurahan yang memakai masker dan menjaga jarak mengalami penurunan.
“Kabupaten, desa atau kelurahan yang patuh memakai masker turun dari 76,42% menjadi 74,91%. Sedangkan menjaga jarak turun dari 78,60% menjadi 77,69%,” tegasnya.
Jumlah laporan desa atau kelurahan yang dipantau juga terus mengalami penurunan, dari sekitar 21.000 desa/kelurahan pada bulan Juli menjadi hanya 9.000 pada minggu ini.
“Ini menunjukkan bahwa pengawasan dan pelaporan pada protokol kesehatan sudah mulai longgar,” pungkas Wiku.(faz/tin/ipg)