Banjir luapan sungai di Desa Kepulungan, Gempol, Pasuruan, yang mengakibatkan lima rumah roboh dan dua korban jiwa diduga akibat penurunan tanah yang terjadi sejak terjadinya Bencana Lumpur Lapindo. Yanuar Rachmadi Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim mengatakan, penurunan tanah di Gempol itu menurutnya sudah mencapai 2 meter sehingga ketinggian air dan jalan hampir sama.
“Senyampang tidak dilakukan upaya-upaya mengurangi penurunan tanah itu, saya kira enggak akan bisa. Karena itu sudah menjadi cekungan,” kata Yanuar di Grahadi, Kamis (4/2/2021).
Penyesuaian ketinggian air sungai dengan jalan di daerah itu menurutnya bisa dilakukan tapi akan memakan biaya yang cukup besar. Salah satu alternatif untuk mengamankan warga yakni dengan relokasi.
“Kalau mau penyesuaian biayanya sangat besar. Salah satu cara (antisipasinya) ya dengan relokasi. Tapi relokasi pun belum tentu semua (warga) mau,” ujarnya setelah mengikuti kegiatan dengan Gubernur Jatim.
Yanuar mengatakan, penyesuaian atau perbaikan tanah itu merupakan kewenangan Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim. Kendalanya, di lokasi itu ada jalan nasional dan jalan provinsi.
“Kembali lagi ini menyangkut tanggung jawab semua pihak. Baik pusat maupun provinsi. Sudah ada alternatif jalan yang dibuatkan. Cuma di sana masih ada giat ekonomi,” ujarnya.
Itulah yang menyebabkan masyarakat bertahan di sana. Menurut Yanuar, masyarakat menganggap wajar bila terjadi banjir di bulan-bulan tertentu di wilayah tersebut.
“Jadi masyarakat tetap bertahan di sana,” katanya.
BPBD Jatim mendata, banjir di Desa Kepulungan, Gempol, Kabupaten Pasuruan Rabu (3/2/2021) juga berdampak di lima desa di Kecamatan Bangil dan dua desa di Kecamatan Keraton.
Banjir yang merobohkan lima rumah dan mengakibatkan dua orang warga Desa Kepulungan meninggal terseret arus itu akibat luapan sungai Sungai Kedunglaran, Anak Sungai Werapi.
Sebelum banjir yang membawa serta sampah bambu yang nyangkut di jembatan itu terjadi, hujan lebat sejak Rabu sore mengguyur sejumlah daerah di Kabupaten Pasuruan.
Setidaknya ada 70 orang di sejumlah desa di Kecamatan Bangil mengungsi karena desanya masih digenangi air setinggi antara 30-40 sentimeter. BPBD juga mendapat informasi ada salah satu tanggul yang jebol.(den/tin/ipg)