Melalui rancangan infrastruktur jalan dan persimpangan, tiga mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS menyuguhkan ide pemanfaatan koridor jalan sebagai ruang umum komunal.
Gagasan inovatif itu berhasil mendapat gelar sebagai 10 tulisan terbaik dalam kompetisi karya tulis Institut Studi Transportasi (Instran). Ketiga mahasiswa ITS itu adalah Ariq Ridhwan Arya, Dimas Wahyu Aji, dan Caesaryo Arif yang menjadi otak dan motor dalam rancangan inovasi itu.
Menyorot isu kondisi jalan di Indonesia yang masih berorientasi pada kendaraan bermotor, tiga serangkai ini membangun model jalan yang menyatukan keseluruhan aspek, baik kendaraan bermotor, pejalan kaki, maupun bisnis dan aktivitas di sekitarnya.
Dijelaskan Ariq Ridhwan Arya sebagai ketua tim bahwa konsep yang diusung dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan karakteristiknya, yaitu jalanan dan persimpangan. “Kami menggagas pengembangan jalan, pemanfaatan ruang terbuka, dan pengakomodasian Energi Baru Terbarukan (EBT),” terang Ariq terkait sistem rancangannya, Kamis (14/7/2021).
Sebagai contoh, mahasiswa angkatan 2019 tersebut menunjukkan model jalan satu arah tanpa persimpangan. Ariq menuturkan, konsep utamanya adalah memaksimalkan jalur pejalan kaki yang lebih luas tanpa mengganggu jalur kendaraan bermotor.
Bahkan, dalam model rancangan itu terihat area parkir terstruktur dan tempat berteduh yang disertai panel surya atau panel energi kinetik sebagai sumber tenaga. Untuk mendukung inovasi revitalisasi jalan itu, Ariq bilang, timnya mengusulkan beberapa kebijakan.
“Yang paling mendasar adalah membatasi kendaraan pribadi serta memaksimalkan penggunaan kendaraan umum,” tambahnya. Hal itu bertujuan untuk menekan jumlah kendaraan bermotor sekaligus menciptakan budaya berjalan kaki di Indonesia.
Dalam menyusun gagasan itu, Ariq menuturkan bahwa pengembangan konsep jalanan dan persimpangan ini cocok diterapkan ke kota-kota besar yang memiliki aktivitas beragam, mulai dari aktivitas manusia, perdagangan, perkantoran, dan lain sebagainya.
Tidak terkecuali, mahasiswa asal Solo ini mengatakan, rancangannya berupa konsep yang harus diapdaptasi dalam setiap kondisi jalanan dan persimpangan.
Sepuluh gagasan terbaik dalam kompetisi karya tulis itu akan diterbitkan dalam bentuk buku kumpulan inovasi oleh Instran. Harapannya, buku itu bisa menjadi rekomendasi bagi pemerintah untuk mengembangkan sistem transportasi yang lebih baik.
“Semoga prestasi ini menjadi batu loncatan bagi kami ke depannya untuk mengembangkan inovasi di bidang lain,” kata Ariq.(tok/den)