Jumat, 22 November 2024

Rancang Dandang Lontong Berteknologi, Abmas ITS Bantu UKM Kampung Lontong

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Satu diantara Tim Abmas ITS bersama warga Kampung Lontong. Foto: Humas ITS

Tim pengabdian untuk masyarakat (Abmas) ITS ciptakan Dandang Lontong berteknologi, bantu UKM Kampung Lontong, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Dandang Lontong berteknologi tersebut mampu meningkatkan produktivitas.

Dijelaskan Liza Rusdiyana ST MT., dosen Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) ITS, Dandang Lontong berteknologi ini mampu meningkatkan tiga kali kapasitas sekali produksi. Jika pada umumnya hanya berisi 150 Lontong hingga 200 Lontong saja, dengan Dandang Lontong rancangan dosen ini mampu menampung sampai 660 Lontong sekali produksi.

Bagi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), peningkatan kapasitas produksi merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Sebab ketika ada pesanan membludak, mereka bisa melayaninya dengan maksimal. “Sehingga keuntungan yang didapatkan nantinya pun bisa menjadi lebih besar,” terang Liza Rusdiyana, Rabu (6/1/2021).

Dandang Lontong tersebut, lanjut Liza Rusdiyana juga mampu meningkatkan daya tahan kualitas dari Lontong. “Sebelumnya dalam waktu 12 jam saja (Lontong) sudah basi, tapi dengan sentuhan teknologi ini bisa bertahan dua sampai tiga hari,” papar Liza sapaan Liza Rusdiyana.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan Liza bersama timnya, Dandang bertekanan tersebut terbukti mampu mematangkan Lontong dua jam lebih cepat dari waktu normal yang membutuhkan enam jam lamanya. Hal itu juga berdampak pada penggunaan bahan bakar yang dapat ditekan sampai 50 persen lebih hemat.

Diakui Liza, prinsip dari Dandang berteknologi ini sebenarnya mengkombinasikan Dandang biasa dengan sistem presto. Di dalamnya juga terdapat keranjang bersusun supaya Lontong tidak mengambang, tetapi tetap tersusun rapi dan rapat.

Dibuat bersama dengan tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) DTMI, Dandang tersebut dilengkapi dengan pengatur tekanan dan sistem pembuangan air yang mudah. “Dengan mengikuti prosedur penggunaannya, ternyata Lontong yang dihasilkan dapat memiliki tekstur yang halus,” tambah Liza.

Dandang berteknologi ini, saat ini telah diterapkan ke beberapa UKM di daerah Kampung Lontong, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya sejak bulan Desember 2020 lalu. Menurut Liza, masyarakat yang banyak menjadi produsen Lontong mengaku terbantu dengan adanya Dandang berteknologi ini karena bisa meningkatkan pendapatannya.

Selain itu, Lontong yang bisa bertahan lama memungkinkan masyarakat untuk melayani pasar yang lebih luas, seperti penjualan daring. Sehingga masyarakat tidak tergantung dengan pasar sekitar saat ini. Liza juga berharap jika masyarakat bisa memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan penghasilan.(tok/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs