Tepat pada Sabtu hari ini, 11 September 2021, Indonesia memperingati Hari Radio Nasional ke-76 tahun. Dalam perkembangannya, radio terus berkembang dan beradaptasi. Hanya saja, saat ini perkembangan teknologi radio sangat cepat dan jauh lebih cepat daripada sebelumnya, sehingga memaksa para pekerja radio untuk lebih cepat lagi beradaptasi dengan teknologi yang ada.
Hal itu seperti disampaikan oleh Candra Novriadi Ketua Dewan Kehormatan Standar Profesional Radio Siaran dari Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI).
“Yang repot adalah kecepatan luar biasa daripada masa lalu. Seringkali kecepatan perubahan itu lebih cepat dari kemampuan banyak teman-teman di radio untuk beradaptasi,” kata Candra yang juga CEO Radio FeMale Jakarta tersebut kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (11/9/2021).
“Yang bisa bertahan adalah yang mampu secepat-cepatnya beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut,” ujarnya.
Candra menjelaskan perubahan yang terjadi pada bisnis radio bertumpu pada tiga hal yang saling berpengaruh. Di antaranya perubahan teknologi internet digital, perubahan pola konsumsi media dan perubahan stakeholder.
Dalam tiga perubahan ini, perubahan teknologi internet digital menjadi poin penting dan mendasar, yang bisa mempengaruhi pola konsumsi media dan pola bisnis radio.
“Begitu terjadi perubahan pada teknologi yang cepat, maka terjadi perubahan pada pola mengonsumsi media yang menjadikan pendengar berubah. Pendengar berubah membuat stakeholder sekelilingnya berubah. Misalnya bagaimana pengiklan berubah dan bagaimana media kita berubah dan beradaptasi terhadap itu,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menegaskan penting bagi karyawan radio untuk terus mengembangkan kemampuan untuk tidak berhenti di satu bidang saja (multitasking). Karena menurut Candra, kecakapan terhadap penguasaan medium harus dikembangkan karena mediumnya sendiri terus mengalami perubahan.
“Makanya kita harus mampu jadi orang televisi cetak, dan itu kadang masih ada yang gagap. Padahal nggak ada kemewahan untuk setiap posisi yang diisi satu orang saja, itu gampang,” paparnya.
Ia mencermati, radio masih memiliki peluang karena akses untuk ‘meraih’ audience karena medium yang terus berkembang. Syaratnya, radio harus mampu memenuhi ekspektasi pendengar terhadap manfaat apa yang harus diberikan.
Untuk mengetahui apa yang diinginkan pendengar terhadap radio, Candra menggarisbawahi bahwa perlunya riset yang mendalam.
“Radio yang berhasil adalah radio yang mampu membero manfaat sesuai ekspektasi pendengar. Kadang kita pikir itu bermanfaat, tapi tidak sesuai apa yang diharapkan pendengar,” tambahnya.(tin/ipg)