Jumat, 22 November 2024

Pulang, Ara Disambut Isak Tangis dan Doa Tumpengan

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Ara digendong kerabatnya saat sampai di rumah. Isak tangis mewarnai rumah di karanggayam gang I nomor 47 itu. Foto: totok suarasurabaya.net

Kedatangan Nesa Alana Karaisa atau Ara (7 tahun) di rumahnya di kampung Karanggayam Gang I, Sabtu (27/3/2021), disambut isak tangis sejumlah kerabat yang sudah menunggu di rumah sejak pagi. Selain isak tangis kerabatnya, Ara pulang ke rumah disambut doa tumpengan.

Sore menjelang pukul 16.00 WIB, suara beberapa warga masyarakat menyebut nama Ara terdengar dari ujung gang padat penduduk di wilayah Tambaksari itu.

“Itu Ara. Rambutnya dipotong. Alhamdulillah sudah ketemu. Alhamdulillah. Sehat-sehat yoooo naaaak,” ucap seorang Ibu berkaos biru yang sedang menggendong sambil menyuapi bocah kecil.

Sebuah sepeda motor matic warna putih ditumpangi dua orang dewasa dan seorang anak perlahan memasuki gang I Karanggayam. Lalu sesaat berhenti di depan rumah bernomor 47 yang memang sudah ramai oleh warga yang kepengen melihat Ara kembali ke rumah.

“Minggir dulu ya, ayo beri jalan. Tolong warga jangan bergerombol, sementara beri jalan dulu,” teriak anggota Linmas melalui megaphone. Dan warga masyarakat yang memang memadati halaman depan rumah nomor 47 itu bergegas bubar menuruti perintah anggota Linmas.

Memakai babby doll warna biru, Ara turun dari sepeda motor itu. Ibunya di belakang lalu masuk ke ruang tamu yang sudah dipenuhi keluarga besar. Tangis pun pecah. Seorang perempuan paruh baya pakai kerudung warna kunyit langsung memeluk dan menggendong Ara. Sekali lagi tangisan pecah di dalam ruang tamu itu.

Tidak lama, kerabat Ara juga ikut memeluk dan terisak. “Alhamdulillah yaa Allah, Alhamdulillah,” itu yang berulang kali diucapkan para perempuan dan laki-laki dalam ruang tamu yang tidak seberapa luas tersebut.

Isak tangis masih mewarnai bertemunya Ara dengan kerabatnya sore itu. Tidak lama, Ara diajak masuk dan doa mulai dikumandangkan beberapa tetua kampung yang memang hadir di ruang tamu keluarga Ara. Mereka mengelilingi tumpeng.

Setelah doa berakhir, satu di antara tetua kampung mengajak segenap yang hadir membaca Al Fatihah sebagai rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta atas kepulangan Ara yang telah meninggalkan rumah selama 4 hari tanpa kabar.

Suasana berubah sedikit magis lantaran warga masyarakat yang berada di luar rumah juga melantunkan Al Fatihah.

“Sebentar ya mbak. Ara masih mandi,” ucap seorang Ibu ketika satu di antara awak media memohon agar Ara diajak keluar untuk ikut bancakan, mengucapkan syukur atas kepulangannya.

Selintas kemudian Ara keluar memakai baju dengan sedikit motif bunga sambil membawa tas ransel merah yang dipeganginya rapat.

Ara diam dan matanya memandang awak media yang menyesaki bagian pintu rumahnya. Sesekali menunduk. Beberapa kerabat Ara memilih diam dan di antaranya para perempuan muda yang juga masih kerabat Ara mencucurkan air mata melihat Ara yang kembali berada di tengah-tengah keluarganya.

“Mudah-mudahan semua musibah ini berlalu dan tidak akan terulang lagi,” ujar Atin Agustiani nenek Ara dari pihak Ayah, yang diikuti: Amiiiinn, hampir berbarengan oleh para kerabatnya bersama warga masyarakat di luar ruang tamu keluarga Ara. (tok/den)

 

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs