Jumat, 22 November 2024

Presiden Instruksikan Pertamina dan PLN Menyiapkan Transisi Energi Hijau

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden RI. Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden menilai, penggunaan energi ramah lingkungan salah satu upaya nyata Pemerintah Indonesia mengendalikan perubahan iklim.

Maka dari itu, Presiden mendorong PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera menyiapkan perencanaan transisi energi, dari energi fosil menjadi energi hijau.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi Presiden kepada Dewan Komisaris serta Direksi PT Pertamina dan PT PLN, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/11/2021) yang disiarkan pihak Istana Kepresidenan pada Sabtu (20/11/2021).

“Transisi energi memang tidak bisa ditunda-tunda. Oleh sebab itu, perencanaannya, grand designnya harus mulai disiapkan. Tahun depan kita akan sampai tahapan apa, tahun depannya lagi akan apa, lima tahun yang akan datang akan apa,” ujarnya.

Menurut Presiden, penyiapan transisi energi menuju energi hijau merupakan keharusan. Jokowi pun mendorong perusahaan sektor energi memperkuat fondasi menuju transisi ke energi ramah lingkungan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bilang, dari sekarang harus disiapkan yang bisa menggunakan tenaga air (hidro), tenaga panas bumi (geothermal), tenaga matahari dan tenaga angin.

“Ini yang harus mulai disiapkan, mana yang bisa digeser ke hidro, mana yang bisa digeser ke geothermal, kemudian mana yang bisa digeser ke surya, mana yang bisa digeser ke bayu,” ungkapnya.

Berdasarkan data yang dipegang Presiden, suplai energi di Indonesia sementara ini paling besar dari batu bara (67 persen), bahan bakar minyak (15 persen), dan gas (8 persen).

Kalau Indonesia bisa mengalihkan ke energi hijau, Jokowi optimistis akan menguntungkan neraca pembayaran yang bisa memperkekuat mata uang Indonesia.

Kepala Negara menyebut, kalau kendaraan sudah beralih ke energi listrik, gas rumah tangga diganti listrik, maka suplai dari PLN bisa terserap, dan Pertamina otomatis mengurangi impor minyak.

“Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, suplai dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina menjadi turun,” paparnya.

Sementara itu, terkait investasi, Presiden memerintahkan jajarannya jangan mempersulit akses investasi untuk Pertamina dan PLN.

Jokowi berharap kesempatan investasi dari luar dibuka seluas-luasnya. Karena, dunia begitu cepat berubah dan memungkinkan rencana besar yang sedang dilakukan harus berubah menyesuaikan keadaan.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs