Jumat, 22 November 2024

Presiden Dukung Upaya Pengembangan Talenta Mahasiswa di Luar Bidang Studinya

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jokowi Presiden menjadi pembicara dalam forum Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, Senin (13/9/2021), di Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Foto: biro pers setpres

Joko Widodo Presiden mendorong pendidikan tinggi memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan talenta, serta mengubah pola-pola lama dengan pola baru yang adaptif dengan perubahan dunia.

Menurut Jokowi, revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, dan pandemi Covid-19 mempercepat perubahan dunia, bahkan memicu tingginya ketidakpastian global.

Pernyataan itu disampaikan Presiden, dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Senin (13/9/2021).

“Jangan sampai mahasiswa dipagari dengan terlalu banyak program-program studi di fakultas. Fasilitasi mahasiswa sebesar-besarnya untuk mengembangkan talentanya yang belum tentu sesuai dengan pilihan program studi, jurusan, maupun fakultas. Karena, pilihan studi jurusan, dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta. Dan ketidakcocokan itu kadang-kadang terasa saat kuliah,” ucap Presiden.

Presiden menilai, seseorang bisa berkarier jauh dari ilmu yang didapatkannya pada masa kuliah, seperti Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan.

“Seorang Insinyur Teknik Fisika Nuklir, kemudian menjadi bankir. Tapi, nyatanya juga bisa melesat sampai menduduki tangga paling puncak (sebagai) Direktur Utama Bank Mandiri. Melompat lagi jadi Menteri Kesehatan,” kata Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden kembali mengingatkan Indonesia sedang berada di masa transisi perubahan besar dunia. Maka dari itu, Jokowi mendorong mahasiswa memahami banyak hal untuk mengatasi perubahan yang terjadi.

“Mahasiswa harus paham semuanya, paham matematika, paham statistika, paham ilmu komputer, paham bahasa. Bahasa itu bukan bahasa Inggris saja, tapi juga bahasa pemrograman (coding),” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan pandangannya kalau seorang mahasiswa tidak perlu pindah program studi, jurusan, dan fakultas.

“Tapi, berilah kesempatan untuk mengambil kuliah sesuai talentanya. Ini yang harus kita fasilitasi. Perbanyak mata kuliah pilihan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Berikan mahasiswa kemerdekaan untuk belajar. Belajar kepada siapa saja, belajar kepada praktisi, belajar kepada industri karena sebagian besar nanti akan menjadi praktisi. Itulah esensi Merdeka Belajar, di mana mahasiswa merdeka untuk belajar. Dan, kampus juga memperoleh kemerdekaan untuk berinovasi,” katanya.

Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) mengatakan, sesuai arahan Presiden, para rektor harus terus memberikan dukungan untuk bersama-sama mendorong transformasi pendidikan perguruan tinggi.

“Merdeka Belajar Kampus Merdeka bukan perubahan yang kecil, tapi perubahan besar. Dengan harapan bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan lompat melampaui negara-negara maju,” ucapnya.

Mendikbudristek juga mengapresiasi dukungan dan masukannya terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

“Terima kasih dukungan luar biasa dari Bapak dan Ibu Rektor. Terima kasih sudah mau repot di masa yang menantang ini demi anak-anak kita,” tegasnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam pertemuan itu antara lain Muhadjir Effendy Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jamal Wiwoho Rektor Universitas Sebelas Maret selaku Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, dan Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah.(rid/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs