Wilayah Indonesia yang dilewati jalur cincin api membuat potensi energi panas bumi berlimpah. Indonesia memiliki sumber daya panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Badan Geologi tahun 2017, sumber daya panas bumi yang dimiliki Indonesia sebesar 28,5 Giga Watt (GW). Namun hingga 2019, pemanfaatannya baru mencapai 2.133 MW atau 7,5 persen dari total sumber daya yang ada.
Melihat potensi tersebut, PLN berkepentingan untuk meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
“Pasalnya, panas bumi merupakan salah satu energi bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai listrik. Emisi yang dihasilkan dari panas bumi jauh di bawah batu bara dan gas alam,” kata Agung Murdifi Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN dalam keterangan yang diterima suarasurabaya.net, Rabu (28/7/2021).
Agung bilang, ada beberapa keunggulan dari pengembangan pembangkit yang bersumber dari sumber daya panas bumi antara lain renewable atau berasal dari sumber daya alam dan bisa terisi ulang.
Kemudian bersifat sustainable, artinya dapat menghasilkan energi berkelanjutan sehingga tersedia untuk jangka waktu yang panjang. Energi ini juga reliable, yakni tidak tergantung pada kondisi cuaca.
Keunggulan lain energi panas bumi adalah direct use, dapat dipakai langsung ke pengguna akhir. Kemudian dapat menciptakan lapangan kerja, tidak ada polusi dan ramah lingkungan. Selain itu, tidak memerlukan lahan atau ruang luas, hanya membutuhkan 0,75 ha/MW.
Dalam pengembangan panas bumi ini, PLN sedang menyiapkan proyek PLTP sebesar sampai dengan 360 Mega Watt (MW) dan sinergi BUMN sebesar 230 MW. Tidak hanya itu, pengembangan juga dilakukan dengan meningkatkan kapasitas PLTP yang telah beroperasi.
Berdasarkan wilayah kerja panas bumi, PLN bersinergi dengan Geodipa Energy serta Pertamina Geothermal Energy. Portofolio PLTP PLN yang telah beroperasi berkapasitas total 572 Mega Watt (MW) dan menghasilkan listrik sebesar 4.128 GWh.
Dalam waktu dekat, terdapat tiga proyek PLTP yang bakal beroperasi. Yaitu PLTP Dieng Binary yang diperkirakan beroperasi secara komersial pada 2023 dan diperkirakan dapat dimaksimalkan hingga 10 MW. Lalu PLTP Binary Lahendong dengan kapasitas 5 MW yang akan beroperasi pada 2023 dengan potensi hingga 30 MW.
Terakhir yaitu PLTP Ulubelu Binary dengan kapasitas 10 MW yang bakal beroperasi komersial pada 2024. Diperkirakan PLTP ini memiliki potensial yang dapat dimaksimalkan hingga kira – kira 100 MW.(dfn/iss)