Kamis (14/10/2021) lalu, Veda salah seorang pendengar Radio Suara Surabaya melaporkan, LT, ibu mertuanya, menjadi korban gendam. Saat itu Veda melaporkan, pelaku membawa kabur perhiasan ibunya senilai ratusan juta rupiah.
Kasus penipuan dengan modus gendam ini sedang dalam penyelidikan Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya. Dalam waktu dekat ini polisi akan memanggil dan memeriksa korban dan para saksi.
Kompol Mirzal Maulana Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, hasil pemeriksaan awal terhadap dugaan penggendaman di Pasar Modern Puncak Permai, Kamis pagi itu, mobil milik pelaku ternyata memakai plat nomor palsu.
Ceritanya, Kamis lalu, sopir korban sempat merekam pelaku dengan ponselnya ketika mengajak LT keluar dari rumahnya di Graha Family. Terekam dalam video itu, pelaku yang seorang perempuan berusia sekitar 30 tahunan itu naik Avanza putih bernopol B 1298 PIE.
“Kami sudah melakukan penyelidikan. Tim Jatanras Polrestabes Surabaya sudah terjun. Jadi soal mobil yang dipakai pelaku bernopol B 1298 PIE, setelah kami cek ternyata memakai plat nomor palsu,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Minggu(17/10/2021).
Polrestabes Surabaya mengecek plat nomor itu lintas koordinasi dengan jajaran kepolisian di Jakarta. Pihak kepolisian di Jakarta, menurut Mirzal, menyatakan bahwa plat nomor itu terdaftar untuk kendaraan Mobilio hitam dan ada di daerah Jakarta Pusat.
Selain itu, kalau sebelumnya ketika melapor ke Suara Surabaya Veda menyebutkan perhiasan ibu mertuanya yang hilang mencapai ratusan juta, ternyata informasi yang didapat polisi, kerugian korban mencapai Rp1,9 miliar.
“Jadi setelah komunikasi dengan radio SS, korban melapor. Jumat kemarin kami baru terima laporannya. TKP-nya di Pasar Modern Puncak Permai. Ibu LT digendam atau dihipnotis, sehingga menderita kerugian hampir Rp1,9 miliar,” ujar Mirzal.
Dalam waktu dekat ini polisi segera memeriksa korban dan para saksi. Tidak hanya itu, dalam waktu bersamaan, Mirzal memastikan bahwa jajarannya juga sedang melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku.
Mengenai pemeriksaan terhadap korban dan para saksi, polisi akan melakukan pemanggilan dan pemeriksaan pada Senin (18/10/2021) atau Selasa (19/10/2021) besok untuk menguatkan dugaan penipuan bermodus gendam atau hipnotis itu.
“Kami tim sudah bekerja.Informasi yang ada sudah kami tindaklanjut. Kami sedang melakukan pengejaran terhadap orang yang diduga tersangka. Tapi kami juga perlu melakukan pemeriksaan terhadap korban dan para saksi-saksi ini,” katanya.
Berdasarkan laporan Veda Kamis lalu, peristiwa gendam ini bermula ketika LT didampingi seorang sopir dan seorang asisten rumah tangga (ART) pergi ke Pasar Modern Puncak Permai, Jalan Raya Darmo Permai Surabaya.
Di Pasar Modern itulah LT bertemu perempuan yang mengatakan bahwa dirinya sudah diikuti hantu. Tiba-tiba saja perempuan itu mengajak LT untuk bertemu Romo (pastur) agar hantunya diusir.
Menurut ART korban yang diceritakan kembali oleh Veda kepada Radio Suara Surabaya, perempuan itu dan LT terlihat ngobrol sangat akrab seperti sudah kenal lama.
Setelah itu, perempuan itu mengajak LT naik mobilnya dan diminta berpisah dengan ART yang naik mobil sendiri dengan sopir LT. Tapi bukannya pergi bertemu Romo, mobil itu malah pulang ke rumah LT yang ada di Graha Family.
Saking percayanya, LT bahkan mengajak perempuan terduga pelaku gendam itu masuk ke dalam rumah. Bahkan masuk ke kamar LT. Pada saat itulah LT meminta ART mengambilkan kresek hitam yang ternyata oleh perempuan terduga pelaku itu dipakai untuk membawa kotak perhiasan, seperti yang terlihat di dalam video ini.
Terduga pelaku itu mengajak LT pergi naik mobil si terduga pelaku dan meminta agar tidak mengajak ART dan sopirnya. Selang beberapa waktu, LT menelepon sopirnya dan meminta dijemput di dekat restoran MOI yang ada di Jalan Yono Soewoyo.
Saat sampai di rumah lagi, barulah saat itu LT sadar bahwa terduga pelaku gendam itu telah menguras semua perhiasan di dalam kota perhiasan miliknya yang dia bawa dan sudah kosong.(den)