Whisnu Sakti Buana Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya mengatakan saat ini peta risiko penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya sudah mulai menuju zona kuning. Namun, Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan masih 100 persen.
“ICU 100 persen, di luar ICU masih 88 sampai 90 persen. Artinya ketersediaan kamar di rumah sakit jadi problem utama karena Surabaya pusatnya Jatim. Memang 50 persen pasien yang dirawat dari luar Surabaya, tapi kita tidak bisa menolak karena menghadapi pandemi ini kita tidak bisa bekerja sendirian,” kata Whisnu saat ke kantor Radio Suara Surabaya, Sabtu (23/1/2021) petang.
Menurut Whisnu, Pemerintah Kota Surabaya menemukan banyak pasien positif Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah tapi tidak tertib sehingga memunculkan klaster keluarga.
“Evaluasi kita, begitu positif kita isolasi di Hotel Asrama Haji meskipun pasien tersebut tanpa gejala atau OTG. Di Hotel Asrama Haji lebih terawat dan dipantau dokter,” ujarnya.
Selama ini, kata Whisnu, pasien OTG yang di rumahnya ada ruangan yang bisa digunakan jadi ruang isolasi, boleh isolasi mandiri di rumah. Namun, banyak pasien yang tidak tertib sehingga memunculkan klaster keluarga. Kalau sudah klaster keluarga, pasien berjalan-jalan di kampung dan menjadi klaster kampung.
Bagi pasien Covid-19 yang ber-KTP luar Surabaya tetap dirawat ke Asrama Haji. Bisa hubungi 112 atau Puskesmas wilayah tempat tinggal
“Kita ada kesepakatan dengan Pemprov, Hotel Asrama Haji tidak hanya khusus KTP Surabaya, tapi juga yang tinggal di Surabaya. Supaya tidak jadi klaster baru di tempat tinggal atau tempat kerjanya,” ujarnya.(iss/lim)