Bidang kedokteran dan kesehatan tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi. Ubaya terus kembangkan Biomedical Enginering mendukung kinerja dunia kesehatan dan kedokteran di masa depan. Kolaborasi ilmu teknik dan kedokteran untuk dunia kesehatan di masa depan, jadi kajian penting.
Saat ini dunia kesehatan tidak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi peralatan medis yang semakin canggih. Berbagai peralatan medis yang canggih dapat ditemukan di rumah sakit, seperti alat USG, MRI, CT-scan atau EKG. Namun, tidak sedikit peralatan medis mulai dikembangkan dalam skala kecil agar dapat digunakan masyarakat sehari-hari untuk memastikan atau memantau secara rutin kondisi kesehatan di rumah. Misalnya, alat medis digital pengukur tensi darah, pengukur kadar gula darah dan pengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2).
Alat-alat medis ini dibuat dan dikembangkan oleh tenaga kesehatan bersama para biomedical engineer. Kolaborasi dunia kedokteran dan engineering sangat diperlukan untuk merancang berbagai peralatan medis yang tepat guna dan akurat sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Dari sini, masyarakat dapat mengetahui bahwa tidak ada lagi bidang ilmu yang murni berdiri sendiri. Adanya kolaborasi lintas disiplin ilmu dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia yang terus berubah di masa depan. Guna mempersiapkan generasi unggul di bidang teknik yang berwawasan kedokteran, hadirlah biomedical engineering.
Eric Wibisono Dekan Fakultas Teknik Universitas Surabaya menjelaskan bahwa biomedical engineering adalah kolaborasi ilmu keteknikan dan kedokteran yang mempelajari rekayasa sistem medis berbasis teknik. Bidang ilmu ini dinilai sangat prospektif di masa depan. Para sarjana dan ahli biomedis akan berperan penting di masyarakat khususnya dalam meningkatkan kepekaan terhadap pemantauan kesehatan pribadi melalui karya-karya rekayasa di bidang biomedical engineering.
“Ubaya telah memiliki Program Biomedical Engineering yang masuk dalam satu diantara bidang peminatan di Prodi Teknik Elektro. Kami membekali mahasiswa dengan wawasan ilmu teknik yang kuat dan pemahaman dasar tentang biomedis. Tidak hanya itu, mahasiswa juga akan mengasah keterampilannya agar dapat diaplikasikan dalam merancang peralatan modern di dunia kedokteran,” terang Eric Wibisono.
Terkait kebutuhan ilmu teknik di bidang kesehatan disampaikan dr. Jordan Bakhriansyah, Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya, bahwa hadirnya biomedical engineering tentu akan membantu mempermudah tenaga kesehatan khususnya dokter dalam melayani pasien melalui peralatan medis yang dibuat atau diciptakan. Saat ini banyak masyarakat yang ingin mempunyai dokter pribadi yang dapat memantau kesehatan kapan saja dan dimana saja. Hal tersebut semakin dipermudah dengan adanya teknologi wearable devices yang bisa dibuat oleh biomedical engineering untuk menunjukkan kondisi kesehatan seseorang secara real time.
“Jaman sekarang tidak bisa dokter seorang diri, kita semua adalah tim dan equal. Kami juga membutuhkan peran biomedical engineering dalam membantu menangani pasien lebih baik. Jadi jangan dilupakan bahwa teknologi itu ada untuk membantu kita menjadi lebih bahagia, bukan beban,” papar dr. Jordan Bakhriansyah.
Sementara itu, ditambahkan Nemuel Daniel Pah Dosen Program Biomedical Enginer prodi Teknik Elektro Ubaya bahwa kualitas pelayanan kesehatan tergantung pada dokter yang baik dan berkulitas serta teknologi pendukung yang memadai. Oleh karena itu, peran engineer tidak bisa dianggap remeh. Biomedical engineer menjadi partner yang dekat dengan praktisi medis untuk menunjang melakukan praktik kesehatan lebih baik kepada pasien.
“Ada banyak peluang karir untuk lulusan biomedical engineering. Mulai dari bekerja di industri medis, klinik kesehatan, developing AI-based medical application, dan researcher di bidang biomedical engineering,” pungkas Nemuel Daniel Pah, Senin (4/10/2021). (tok/tin)