Jumat, 22 November 2024

Penyuntikan Vaksin Beda Merek di Indonesia untuk Sementara Khusus buat Tenaga Kesehatan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
vaksinasi-booster Vaksinasi booster Moderna digelar untuk tenaga kesehatan (nakes) di RKZ Surabaya. Foto: Totok suarasurabaya.net

Kementerian Kesehatan menetapkan praktik penyuntikan vaksin Covid-19 berbeda merek (mixing vaccine) di Indonesia, untuk sementara terbatas buat penguat (booster) antibodi para tenaga kesehatan.

Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 menyebut, sejauh ini ada beberapa kombinasi merek vaksin yang sudah lolos uji klinis di sejumlah negara.

Antara lain, campuran Vaksin AstraZeneca dan Pfizer di Jerman, AstraZeneca dan Sputnik di Azerbaijan, serta Sinovac dan AstraZeneca di Thailand.

Sementara di Indonesia, vaksin Covid-19 yang bisa dikombinasikan adalah merek Sinovac dan Moderna.

Kombinasi jenis vaksin itu, kata Wiku bersifat dinamis, seiring perkembangan uji klinis.

“Hal ini mengingat jenis vaksin Sinovac yang diterima tenaga kesehatan pada dua dosis pertama, sekarang juga dialokasikan untuk populasi khusus misalnya untuk anak, ibu hamil dan menyusui,” ujarnya di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (26/8/2021).

Di Indonesia, lanjut Wiku, sampai sekarang ada tujuh jenis Vaksin Covid-19 yang mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Yaitu, Vaksin Sinovac yang dibuat di China dan di PT.Bio Farma, Vaksin Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, Pfizer dan Sputnik V.

Berbagai tahapan evaluasi, lanjut Wiku, harus dilalui vaksin sebelum dinyatakan aman dan efektif untuk disuntikkan ke tubuh manusia.

“Berdasarkan data statistik, umumnya cuma tujuh dari 100 atau tujuh persen kandidat vaksin yang dianggap layak melanjutkan ke tahap uji klinis,” ungkapnya.

Berbagai pendekatan dalam proses pengembangannya, kata Wiku, membuat peluang terciptanya banyak jenis vaksin.

Apalagi, yang membutuhkan vaksin Covid-19 bukan cuma satu atau dua negara. Tapi, hampir seluruh negara di dunia membutuhkannya.

Pemerintah menjamin semua jenis vaksin yang ada efektif untuk membangun antibodi terhadap Virus Corona.

Perbedaan angka efektivitas vaksin atau kemampuan untuk membentuk kekebalan tubuh antara satu vaksin dengan vaksin lainnya, kata Wiku, bukan hal yang mengkhawatirkan.

Lebih lanjut, Profesor Wiku bilang setiap jenis vaksin sudah ditetapkan target populasinya berdasarkan usia.

Misalnya, vaksin untuk anak usia 12-17 disuntikkan vaksin Sinovac atau Pfizer.

Kemudian, bisa juga berdasarkan pertimbangan kondisi kesehatan tertentu perempuan hamil mendapat vaksin Sinovac, Pfizer, atau Moderna.

Target spesifik vaksinasi yang ditetapkan pemerintah merujuk pada temuan ilmiah pada waktu uji klinis dilakukan.

“Pengelompokan itu bertujuan untuk mengoptimalkan manfaat kesehatan vaksin dibandingkan efek negatifnya,” tegasnya.

Pemerintah berharap, masyarakat dan pihak penyelenggara vaksinasi mengikuti prosedur yang direkomendasikan.

Wiku juga menegaskan, vaksinasi sebagai upaya pencegahan bisa optimal  dengan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs