Denny Rachmawati pengusaha klinik kencantikan DNY Skincare berikan donasi dan berupaya memberdayakan para penyandang disabilitas, terutama yang masih berusia anak-anak.
Anak-anak disabilitas dari Komunitas Matahati yang kali ini mendapat perhatian dari Denny di Hari Disabilitas Internasional yang dirayakan setiap 3 Desember.
Denny mengungkapkan kekagumannya pada Prana seorang Tuna Netra dari Komunitas Matahati, yang piawai memetik gitar dan bernyanyi.
Matanya berkaca-kaca tak bisa menyimpan rasa harunya. “Mereka anak-anak luar biasa,” katanya sambil menyeka air mata.
Kepedulian Denny terhadap disabilitas berawal dari pengalaman pribadi memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK).
Denny memiliki putra semata wayang yang berkebutuhan khusus autis. Denny memahami betul banyaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk terapi ABK.
Demi memberikan terapi terbaik bagi sang putra, Denny bersama suaminya bahu membahu merintis usaha di bidang kecantikan.
Berawal dari berjualan produk kosmetik keliling 15 tahun lalu dengan sepeda motor, kini Denny mampu membangun klinik kecantikan di Surabaya dan Sidoarjo.
“Terapi untuk ABK itu mahal, saya paham betul karena pernah saya alami ketika berjuang untuk Akbar (sang putra). Jadi ketika saya diberikan kesuksesan maka saya tidak akan lupa pada motivasi awal saya berbisnis, membantu anak-anak berkebutuhan khusus,” tegasnya.
Denny pun mengalokasikan 10 persen dari pendapatan kliniknya untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus.
Tak hanya di Surabaya dan Sidoarjo, anak-anak berkebutuhan khusus di beberapa kota di Jawa Timur juga tak luput dari kepedulian Denny.
Alokasi 10 persen pendapatan klinik DNY Skincare digunakan Denny untuk kegiatan bakti sosial bagi mereka. Baik berupa pengobatan gratis maupun sembako.
“Jadi saya keliling kota di Jatim untuk kegiatan bakti sosial buat anak-anak berkebutuhan khusus,” jelasnya.
Pada 2022 mendatang Denny hendak membangun 10 klinik DNY Skincare yang dia dedikasikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Dia berencana, 10 klinik itu akan hadir di sejumlah kota di Jatim. Di antaranya di Madiun, Pacitan, juga di Trenggalek.
“Saya ini buat apa sih banyak harta, anaknya saya juga tidak paham nominal uang. Jadi saya donasikan untuk ABK, selain lebih berkah, juga bisa sebagai jalan saya menuju surga Allah,” ujarnya.
Memberdayakan Disabilitas di Kliniknya
Selain mengalokasikan pendapatan klinik untuk ABK, Denny juga memberikan kesempatan bagi disabilitas bekerja di kliniknya.
Beberapa karyawan kliniknya merupakan penyandang disabilitas yang ternyata punya etos kerja baik.
“Saya merasakan sulitnya penyandang disabilitas memperoleh pekerjaan, makanya saya berinisiatif mengajak para ABK untuk turut serta (bekerja) di klinik saya,” imbuhnya.
Di momen peringatan Hari Disabilitas Internasional ini, Denny pun berpesan kepada khalayak agar lebih peduli kepada ABK.
Denny mengatakan, jangan sampai ada keluarga yang merasa malu jika salah satu anggota keluarganya ada yang berkebutuhan khusus.
Para ABK, kata dia, adalah titipan istimewa yang sudah selayaknya dijaga dan diberi dukungan dengan baik.(man/tin/den)