Pemkot Surabaya akan menerapkan standar penanganan Covid-19 berbasis RT. Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memaparkan, apabila di dalam satu RT ditemukan tiga sampai lima kasus Covid-19, seharusnya satu wilayah itu ditutup dan diterapkan tes usap massal terhadap semua warganya.
Bagi yang hasil tes usap PCR-nya negatif, penerapan vaksinasi akan diterapkan terhadap mereka. Terutama bagi warga yang memang belum menerima vaksin. Sedangkan untuk warga yang dinyatakan positif hasil tes usap PCR akan langsung ditangani dan akan menjalani isolasi.
“Ini yang saya terapkan bersama Pak Kapolres. Kami bikin pedomannya yang nanti akan diterapkan bagi setiap kampung apabila terdapat warganya yang terpapar Covid-19. Sehingga semua terantisipasi dengan baik. Semua ini demi warga Surabaya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menjelaskan, pedoman yang disiapkan ini bukan bertujuan untuk menutup total kampung atau lockdown. Tapi, membatasi mobilitas atau pergerakan keluar masuk warga. “Jadi sebenarnya bukan lockdown. Kita batasi masuknya. Kami sepakati nanti dengan pengurus RT/RW,” ujarnya.
Seluruh warga harus tahu bahwa Covid-19 ini bukanlah sebuah aib yang harus ditutupi. Demikian yang ditegaskan Eri. Sebab, pandemi ini adalah penyakit dan musibah yang siapapun bisa kena. Di samping itu, warga yang terpapar Covid-19 juga harus menyadari jangan sampai menulari lingkungan sekitarnya.
“Warga harus tahu, karena Covid-19 ini bukan sebuah aib. Covid-19 ini penyakit dan musibah, siapapun bisa kena. Berarti yang kena juga harus menyadari jangan sampai menulari lingkungan sekitarnya,” pesan dia.
Saat ini, lanjut dia, di rumah sakit tidak hanya para orang tua yang dirawat karena terpapar Covid-19. Tapi banyak di antaranya adalah anak-anak dan remaja. “Maka sekali lagi, jangan egois. Terapkan protokol kesehatan,” kata Eri.
Sebelumnya, Eri berkeliling ke kampung-kampung padat penduduk untuk mengevaluasi munculnya klaster keluarga di sejumlah perkampungan, Senin (28/6/2021) kemarin. Salah satunya di Kampung Simo Sidomulyo, Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawahan, di mana terdapat satu keluarga terkonfirmasi positif Covid-19.
Ada satu keluarga beranggotakan lima orang terpapar Covid-19 di lokasi itu. Sementara di RT lainnya dalam satu RW di kampung itu, Eri dan petugas lainnya juga menemukan ada tiga orang warga setempat yang hasilnya positif tes antigen. “Ini, kan, klaster keluarga,” kata Eri. Sebab itu dia meminta seluruh warga kampung berkenan untuk menjalani tes usap.
“Kulo nyuwun ngapunten, tolong warga bersedia diswab. Ini prosedur penanganan, ketika ada tes lalu positif, tracing harus dilakukan. Jadi akan dilakukan swab di kampung, untuk segera tahu bila ada yang positif, ini demi keselamatan panjenengan semua,” ujar Eri kepada warga. “Atau saya yang di akhirat nanti ditagih Gusti Allah, kok kami tidak antisipasi.”(den/iss)