Jumat, 22 November 2024

Pemkot Surabaya Evaluasi Manajemen KBS, Segera Cari Direktur Baru

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Antusiasme warga masyarakat untuk mengunjungi Kebun Binatang Surabaya di Sabtu (15/5/2021). Foto: Totok suarasurabaya.net

Pemkot Surabaya mengevaluasi manajemen Kebun Binatang Surabaya (KBS) pascamatinya anak gajah dan orangutan.

Agus Hebi Kabag Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya mengatakan, manajemen KBS memang belum sempurna meski keuangannya sudah sehat. Buktinya KBS tetap bertahan setelah tutup selama lima bulan. Pemkot juga sudah tidak memberikan subsidi sejak tahun 2020.

“Tahun 2022 akan kami carikan Direktur Operasional Satwa dan Keuangan. Ini harus segera dipenuhi, paling tidak kuartal dua harus terisi,” ujarnya dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Selasa (28/12/2021).

Terkait keterbukaan informasi di Kebun Binatang Surabaya, Hebi menjelaskan, fungsi utama KBS sesuai perizinannya adalah lembaga konservasi milik pemkot. Setelah itu baru edukasi dan terakhir rekreasi. “Dari situ kita sudah tahu aturan-aturan mana yang didahulukan. Konservasi dulu,” ujarnya.

Karena itu, saat ada satwa di KBS yang mati, sesuai SOP, pihak KBS wajib langsung melaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) lewat aplikasi.

Mengenai keterlambatan pihak KBS melaporkan ke Pemkot dan juga DPR, Hebi menduga karena pihak KBS berhati-hati saat melaporkan dan menunggu hasil autopsi.

“Hasilnya memang anak gajah mati karena virus. Untuk orangutan, kematian wajar karena penyakit. Sudah diaudit nutrisi dan sebagainya, sudah cukup. Petugas akan mengisolasi gajah lain agar tidak tertular,” kata Hebi.

Untuk langkah ke depan, memang harus ada klinik yang komprehensif untuk penanganan gawat darurat. Kalau ada hewan yang sakit juga harus segera lapor ke BKSDA.(iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs