Sabtu, 23 November 2024

Pemerintah Daerah Diminta Tegas Menegakkan Aturan Terkait Mudik Lebaran 2021

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi. Pemudik turun dari kapal perang dengan tertib untuk menuju kota masing-masing di Jawa Timur.
Foto: Totok suarasurabaya.net

Pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Satgas Penanganan Covid-19 No. 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah selama 6 – 17 Mei 2021. Kebijakan ini untuk mencegah penularan virus Covid-19 yang dapat diakibatkan tingginya mobilitas masyarakat yang melakukan tradisi mudik lebaran 2021.

Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat yang melakukan mudik 2021 sebelum tanggal 6 atau sesudah tanggal tersebut, tetap perlu menjunjung prinsip kehati-hatian.

“Karena virus ini dapat mengancam kita di mana saja dan kapan saja,” ujar Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (15/4/2021).

Kata Wiku, pemerintah daerah diminta menegakkan aturan yang ditetapkan pemerintah dalam penanganan Covid-19 selama bulan suci Ramadan dan perayaan Idul Fitri. Di mana sebelum tanggal 6 Mei, aturan yang berlaku ialah Surat Edaran Satgas Covid-19 No. 12 Tahun 2021. Aturan tersebut memuat tentang prasyarat yang harus dipenuhi para pelaku perjalanan dalam negeri sebelum tanggal 6 Mei 2021.

“Saya minta kepada seluruh pemerintah daerah untuk menegakkan surat edaran Satgas ini dengan tegas di lapangan. Agar tidak terjadi penularan karena peningkatan mobilitas penduduk, yang akan menimbulkan kerumunan,” tegas Wiku.

Sebelumnya, Wiku juga mengatakan Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan saat ini pandemi Covid-19 sedang tumbuh secara eksponensial. Hal ini ditandai dengan penambahan jumlah kasus yang konstan dalam jumlah besar. WHO mencatat kenaikan kasus global mencapai 9 persen, dan menjadi peningkatan ketujuh kali berturut-turut dan angka kematian juga melonjak 5 persen.

Wiku menyebut satu di antara penyebabnya, ditengarai melonjaknya kasus yang ada di India akibat kegiatan berkerumun yang tidak dilarang pemerintah setempat. Namun, tren memprihatinkan di berbagai belahan dunia, bertolak belakang dengan tren di tanah air.

“Dalam beberapa bulan terakhir di Indonesia, menunjukkan banyak tanda perbaikan, yang dibuktikan berangsur-angsur membaik perkembangan di Indonesia,” ujar Wiku.

Dari data menunjukkan, pada minggu ini saja di Indonesia terjadi penurunan sebesar 14,2 persen untuk penambahan kasus positif. Dan penurunan 17,6 persen pada penambahan kematian. Tren perbaikan ini menunjukkan kerja keras dan kolaborasi antara seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat. Sehingga Indonesia menjadi bangsa yang tangguh, bahkan di tengah pandemi sekali pun.

Meski demikian, kondisi yang membaik ini bukan alasan untuk lengah. Karena perkembangan ke arah yang lebih baik ini, hendaknya jangan dijadikan alasan untuk bersikap acuh dan lalai.

“Sebaliknya kita harus semakin konsisten menjaga kedisiplinan dalam melawan pandemi ini. Tetap jalankan protokol kesehatan dengan disiplin sampai nanti kita sepenuhnya terbebas dari pandemi,” lanjutnya.

Dan pemerintah bersama masyarakat harus saling mendukung agar penanganan Covid-19 di tanah air semakin membaik. Masyarakat diminta mendukung keputusan yang diambil pemerintah meskipun tidak semua kalangan akan langsung menerima. Akan tetapi keputusan diambil demi mencegah munculnya lonjakan penularan di Indonesia. Dan perkembangan baik di Indonesia pun akan berkontribusi terhadap menurunnya persentase peningkatan kasus dunia.

“Untuk itu perkembangan negatif penanganan Covid-19 di berbagai belahan dunia, tentunya harus disikapi bijaksana. Meski pun tren dalam negeri bergerak ke arah positif, kita baru dapat menang apabila pandemi dapat berakhir, bukan saja di negara sendiri, melainkan di negara-negara lain, dan kita dapat melakukan mobilisasi global tanpa hambatan,” harap Wiku.(faz/dfn)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs