Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur bilang, profesi perawat dituntut bisa bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Mengingat kebutuhan akan profesi ini masih terbuka lebar di sejumlah negara. Baik di wilayah Asia maupun Timur Tengah.
Tantangan profesi perawat ke depan, kata Nursalam, harus bisa meningkatkan kualitas dan kompetensi untuk menangani infeksi serta kebutuhan medis lainnya. Selain itu, lulusan pendidikan perawat atau ners harus berani dan mampu bersaing di era global.
“Tantangan ke depan, pangsa kerja terbesar bidang keperawatan ada di luar negeri. Saya rasa Unusa (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya) satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang bisa bersaing di Asia, Timur Tengah, dan beberapa negara lain. Apalagi dari 55 Prodi Profesi Ners di Jawa Timur, hanya Unusa yang sudah terakreditasi A,” kata Nursalam.
Dia menyatakan itu saat menjadi pembicara dalam kegiatan pelantikan dan pengambilan sumpah lulusan profesi ners tahun 2021 terhadap 44 orang lulusan pendidikan profesi ners Unusa di Auditorium Unusa Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, Sabtu (17/4/2021).
Nursalam menambahkan, potensi perawat yang bekerja di luar negeri cukup terbuka. Di beberapa negara masih membutuhkan bantuan seorang perawat. “Para lulusan profesi ners selalu kami dorong untuk bisa bekerja di luar negeri,” kata Nursalam di Auditorium Unusa Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya.
Di Jawa Timur, kata dia, jumlah perawat mencapai kurang lebih 33 ribu orang. Dengan jumlah yang ada itu, menurutnya terbuka kesempatan bagi mereka untuk bisa bekerja di luar negeri. “Potensi ini sekitar 50 persen, peluang bekerja di luar negeri,” tegas Nursalam.
Dia berharap, Unusa bisa memanfaatkan momen ini. Kebanyakan perawat yang bekerja di luar negeri dan sudah merasa mahir di bidang keperawatan sering tidak betah dan ingin kembali pulang ke Indonesia. Padahal ilmu dan pengalaman bekerja di luar negeri menurutnya sangat dibutuhkan.
Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie Rektor Unusa bilang, saat ini Unusa sudah mempersiapkan lulusan perawat yang siap bekerja di luar negeri khususnya di negara Jepang. Karena Unusa memiliki Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS). Melalui LPKS Unusa, lulusan perawat bisa bekerja di luar negeri.
“LPKS Unusa telah kerja sama dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), tujuannya mempersiapkan lulusan perawat agar bisa dan mampu bekerja di luar negeri,” papar Achmad Jazidie.
Jazidie mengatakan, tidak hanya keterampilan bidang keperawatan, LPKS Unusa juga mengajarkan bahasa Jepang sampai level 4. “Kami persiapkan para calon perawat yang akan bekerja di luar negeri. Perawat di Jepang sangat dibutuhkan, karena orang-orang Jepang sering menitipkan orang tua di tempat penitipan atau panti asuhan. Itu jadi peluang bagi lulusan perawat di Indonesia,” ujar Jazidie.(tok)