Pelajar di Surabaya tergerak bergotong-royong untuk menginisiasi aksi sosial membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melawan pandemi Covid-19. Salah satunya seperti yang berlangsung di SMP Negeri 1 Surabaya, Jumat (30/7/2021).
Pelajar di lembaga pendidikan ini terlihat datang bergantian didampingi orang tuanya ke sekolah. Mereka datang membawa bahan kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, gula, hingga minyak goreng.
Bahan kebutuhan pokok ini langsung dimasukkan ke dalam drop box yang telah disiapkan di posko bantuan ‘Gotong Royong Sekolah Peduli Suroboyo’ di halaman sekolah.
Akhmat Suharto Kepala SMP Negeri 1 Surabaya mengatakan, melalui gerakan sosial ini peserta didik berharap Kota Pahlawan bisa segera bangkit dan pulih dari pandemi Covid-19. Karenanya mereka berinisiatif membuat gerakan gotong-royong mendukung pemkot untuk mendonasikan bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19.
“Jadi ide awal gotong royong peduli Suroboyo itu program dari semua siswa dan didukung Dinas Pendidikan. Pada prinsipnya, bagaimana Surabaya itu cepat bangkit dan pulih seperti semula,” kata Suharto.
Uniknya, di posko itu, sekolah juga menyediakan drop box dilengkapi dengan nama jenis bantuan yang akan didonasikan. Dengan begitu, pelajar atau orang tua ketika hadir di sekolah dapat memasukan sendiri bantuan ke dalam drop box dengan cara drive thru dan langsung pulang.
“Posko kami buka mulai Jumat, Insya allah kami buka sampai 12 Agustus mendatang. Jadi, orang tua siswa, pelajar, maupun bapak ibu guru dapat menggunakan drive thru di mana mereka bisa memasukkan beras, uang, mie instan atau minyak goreng ke kotak yang sudah kami siapkan,” ujarnya.
Setelah semua bantuan itu terkumpul, Suharto bilang, pihaknya menyalurkannya kepada Pemkot Surabaya untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Dia berharap, gerakan sosial ini bisa diikuti secara serentak oleh seluruh lembaga pendidikan di Surabaya.
“Kami harapkan serentak diikuti SMP Negeri dan swasta se-Kota Surabaya. Harapannya, ke depan mudah-mudahan tercapai, Surabaya bisa bangkit lagi dan kembali seperti posisi semula,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Tri Aji Nugroho Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Sekolah Menengah (Sekmen), Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, menilai, di tengah banyaknya warga yang membutuhkan, ternyata pelajar di Surabaya justru menginisiasi gerakan sosial.
Menurutnya, gerakan ini sebagai wujud bahwa pelajar Surabaya memiliki empati yang tinggi dan peka terhadap lingkungan sosial. “Ini menjadi sebuah gerakan yang luar biasa. Hal ini juga menunjukkan bahwa peserta didik di Surabaya itu empatinya tinggi dan peka terhadap lingkungan sekitar,” kata Aji.
Melalui aksi kemanusiaan ini, Aji juga mendorong pihak sekolah agar support dan memfasilitasinya. Seperti contohnya di SMPN 1 Surabaya yang menyediakan drop box untuk memudahkan pelajar atau orang tua ketika ingin memberikan bantuan.
“Semua sekolah, nanti, baik itu sekolah negeri mau pun swasta, kami berharap semuanya ikut tergerak. Bukan hanya siswa, mungkin juga guru-guru atau siapa pun,” katanya.
Meski diinisiasi pelajar Surabaya, Aji menyatakan, bahwa Dispendik juga melakukan koordinasi dan evaluasi terkait aksi sosial ini dengan pihak sekolah. Harapannya, bantuan yang telah terkumpul dapat disimpan dengan baik dan direkap sebelum nantinya disalurkan kepada warga terdampak pandemi melalui Surabaya Peduli.
“Dari hasil yang terkumpul ini kita juga minta bantuan ke sekolah agar bantuan itu disimpan untuk direkap. Sebelum pada waktunya bantuan itu akan diserahkan ke pemerintah kota. Jadi selain pelajar SMP, aksi sosial ini juga diikuti SD,” ungkapnya.(man/den)