Pelajar di Kota Pahlawan menginisiasi aksi “Gotong Royong Sekolah Peduli Suroboyo” dan berhasil mengumpulkan donasi senilai lebih dari Rp1 miliar untuk membantu pelajar lain yang terdampak Pandemi Covid-19.
Para pelajar ini telah berhasil mengumpulkan bantuan uang tunai sebesar Rp1.047.522.500 juga kebutuhan pokok seperti 134,5 ton beras, 35.628 liter minyak goreng, 42,7 ton gula, dan 11.401 dus mie instan.
Secara simbolis para pelajar Surabaya memberikan bantuan yang mereka kumpulkan kepada sesama pelajar yang kehilangan orang tuanya karena Covid-19 di halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (13/8/2021).
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Surabaya menyaksikan prosesi penyerahan bantuan dari pelajar untuk pelajar.
Sebenarnya, seluruh bantuan dari pelajar itu diserahkan kepada Pemkot Surabaya yang kemudian akan mendistribusikan bantuan itu kepada pelajar maupun masyarakat terdampak yang membutuhkan.
Aloysiana Ketua Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes) mengatakan, dirinya merasa senang sekaligus iba ketika menyalurkan bantuan secara langsung kepada teman-temannya.
Bantuan berupa uang tunai dari seluruh pelajar itu merupakan hasil dari menyisihkan uang saku dan tabungan yang mereka miliki.
Ia pun berterima kasih kepada seluruh pelajar yang sudah berpartisipasi dan berkontribusi dalam program Gotong Royong Sekolah Peduli Suroboyo.
“Terima kasih kepada seluruh pelajar yang sudah berpartisipasi dan berkontribusi dalam program Gotong Royong Sekolah Peduli Suroboyo. Semoga ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat. Kalau pelajar Surabaya bisa, warga Surabaya yang lain juga pasti bisa memberikan bantuan yang sama,” katanya.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan, Pemkot Surabaya sampai saat ini mendata berapa banyak pelajar yang menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu karena Covid-19.
Dia memastikan, Forkopimda Kota Surabaya akan menyalurkan seluruh bantuan dari pelajar itu kepada pelajar yang benar-benar membutuhkan.
Tidak hanya itu, Forkopimda Surabaya juga sudah bersepakat menyiapkan asrama bagi anak-anak yatim piatu akibat Covid-19 yang rumahnya sudah tidak layak huni.
Tidak hanya itu, pemkot juga akan menjamin pendidikan mereka hingga jenjang kuliah.
“Jumlahnya hari ini ada sekitar 300-an, tapi kami masih data kembali. Fainsya Allah kami akan berikan asrama jika tidak punya rumah atau rumahnya tidak memenuhi kelayakan. Kami juga akan biayai pendidikannya sampai kuliah. Sehingga, anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya ini masih merasa mempunyai keluarga besar, yaitu keluarga besar Kota Surabaya,” ujarnya.
Selain menyampaikan terima kasih kepada para pelajar, Eri Cahyadi juga berterima kasih kepada bapak/ibu guru yang sudah menanamkan empati kepada murid-muridnya.
Menurutnya, tanpa bimbingan dari para guru dan tanpa kebersamaan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, semua ini tidak akan terwujud.
“Terima kasih bapak/ibu guru yang sudah menanamkan empati di hati para pelajar di Kota Surabaya,” ujarnya.(man/den)