Lembaga Amil Zakat Sahabat Mustahiq memberikan bantuan gerobak usaha bagi para disabilitas dan kaum dhuafa di acara peluncuran Kartu Surabaya Inklusi, di Atrium Grand City, Selasa(14/12/2021)
Riski Karyanto Kepala Humas dan Program Sahabat Mustahiq mengatakan pemberian gerobak usaha ini merupakan bagian dari program Gerobak Mandiri Sejahtera (GEMAS).
“Ini adalah persembahan dari donaturnya sahabat Mustahiq yang kita bentukan dalam modal usaha yang targetnya adalah kaum dhuafa dan juga disabilitas yang membutuhkan,”katanya.
Riski juga menyampaikan di momen ini juga di launching dan serah terima Kedaibilitas.
“Ini adalah sebuah komunitas yang mewadahi anak-anak disabilitas yang diberikan keterampilan untuk mandiri,” ujarnya.
Salah satu wirausaha di Kedaibilitas adalah produk UMKM dimsum sindrom, churos, dan banyak lagi.
“Jadi kami dari lembaga amil zakat men-support kegiatan ini agar bisa digunakan disabilitas,” urainya.
Riski menyampaikan jika program GEMAS dimulai akhir tahun 2019.
“Hingga sekarang ini total di Jawa Timur kurang lebih 130 gerobak dengan total nominal senilai Rp 325 juta,” paparnya.
Bahkan di tahun 2019 banyak pengusaha yang ikut terlibat untuk tertarik dengan program ini termasuk Pemkot Surabaya dan Pemprov untuk bisa mendukung lebih lanjut keberadaan program ini.
“Karena program ini mendukung orang menjadi produktif baik kaum dhuafa maupun disabilitas,” kata Riski.
Soal bantuan yang diberikan bukan hanya gerobak tapi juga kebutuhan isi di dalamnya.
“Jadi kami menyesuaikan kebutuhan dari para penerima manfaat, seandainya memang bentuknya hanya gerobak, atau gerobak plus modal usaha, atau misalkan butuh alat-alatnya seperti kompor, kemudian alat penggorengan dan sebagainya. Kita juga bisa support,” terang Riski.
Syarat untuk mendapatkan gerobak ini cukup mudah, selain kelengkapan KK dan KTP, juga harus melalui mekanisme survey untuk mengetahui kebutuhannya, kemudian diproses kemudian direalisasikan sesuai dengan kebutuhan.
“Bentuk gerobak bisa diproses, model bentuknya minta gerobak dorong atau gerobak kayuh, atau yang diletakkan di sepeda bisa disesuaikan dengan kebutuhan para penerima manfaat, ” jelas Riski.
Selain memberikan modal gerobak usaha, pihaknya juga memberikan pendampingan personal. Setiap dua bulan sekali pihaknya mengunjungi dan mengecek para penerima manfaat.
“Masih berjualan apa tidak, kemudian apakah ada perkembangan dalam penjualannya, berikut saran-saran yang mungkin bisa kita berikan sehingga nanti usahanya bisa lebih berkembang,” pungkas Riski. (man/den)