Salah satu unsur penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi saat ini adalah memastikan kasus Covid-19 tidak melonjak menjadi gelombang ketiga menjelang libur natal dan tahun baru.
Teguh Wicaksono Head of Mandiri Institute mengatakan, periode November 2021 sampai Januari 2022 nanti akan menjadi ujian serius dalam upaya menjaga pemulihan ekonomi nasional.
“Jika bisa menjaga kasus Covid-19 tetap stabil seperti saat ini, ekonomi 2022 akan lebih baik,” ujarnya dalam kegiatan yang digelar PBNU bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika serta KPCPEN, Jumat (12/11/2021).
Kegiatan itu bertajuk “Istighotsah dan Doa Bersama: Antisipasi dan Pencegahan Gelombang Ketiga Demi Pemulihan Ekonomi Bangsa.”
Teguh melanjutkan, selama 2020-2021 memang terlihat kaitan antara kenaikan kasus dengan penurunan belanja domestik. Jumlah belanja domestik masyarakat jadi salah satu alat ukur perekonomian.
Belanja domestik rendah menunjukkan aktivitas perekonomian berkurang, dan sebaliknya. Di sisi lain, kenaikan aktivitas perekonomian butuh peningkatan pergerakan orang.
Hal itu, kata dia, bisa menjadi bumerang karena peningkatan aktivitas juga membuka peluang penambahan jumlah kasus Covid-19.
Barulah pada periode relaksasi PPKM September-November ini terjadi peningkatan belanja domestik yang tinggi seiring penurunan drastis kasus Covid-19.
Karena itu, peningkatan cakupan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan secara ketat, dan digitalisasi amat penting untuk menjadi jalan tengah bagi peningkatan aktivitas perekonomian.
Sejak pertengahan 2021, masyarakat sudah semakin meningkatkan belanja melalui online walau pergerakan masih terbatas. “Digitalisasi semakin meningkat. Sekarang, banyak belanja secara digital,” ujar Teguh.
Dokter Makki Zamzami Ketua Satuan Tugas Covid-19 PBNU mengatakan, salah satu fokus PBNU adalah mencegah jangan ada kluster penularan baru di Muktamar Besar NU di Lampung pada 23-25 Desember 2021.
Muktamar itu akan dihadiri banyak orang dari berbagai penjuru Indonesia dan beberapa negara. “Protokol kesehatan akan diterapkan sangat ketat. Semua yang hadir wajib sudah divaksinasi,” ujarnya.
Satgas Covid-19 PBNU tengah berusaha mendorong agar cakupan vaksinasi di Lampung di atas 50 persen. Hal itu penting karena vaksinasi terbukti bisa mengurangi kesakitan.
“Akan jadi kluster muktamar atau tidak, tergantung panitia dan peserta. Semua pihak harus mengerti, protokol kesehatan ketat di muktamar untuk mencegah COVID-19,” ujarnya.
KH. Thontowi Djauhari Maussadad Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al Wasilah mengatakan, pencegahan Covid-19 adalah bagian dari bentuk kepatuhan muslim pada perintah Allah SWT.
Setiap muslim sangat jelas diperintahkan menghindarkan diri dari kebinasaan. “Tidak perlu dipertentangkan takut kepada Allah atau virus. Orang yang berkata demikian mungkin pemahaman keagamaannya masih sederhana,” katanya.
Pembandingan seperti itu tidak sesuai dengan banyak sekali kaidah Syariah. Paling pokok adalah membandingkan antara Allah SWT dan makhluk. Hal itu terkait dasar akidah yang tidak mengizinkan muslim menyamakan Allah SWT dengan makhluk.
Menurutnya, pembandingan itu juga tidak sesuai dengan perintah Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW. Dalam berbagai Riwayat, ujarnya, Rasulullah SAW juga memerintahkan muslim menjauhi wabah.(den)