Sabtu, 23 November 2024

PBB Ingatkan Ancaman Cuaca Ekstrem Dampak Pemanasan Global

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Kekeringan akibat perubahan radikal cuaca. Foto: bussinesinsider.com

Sebuah laporan ilmiah utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dikeluarkan pada Senin (9/8/2021) menunjukkan bahwa tak ada yang aman dari efek percepatan perubahan iklim. Serta terdapat kebutuhan mendesak untuk mempersiapkan dan melindungi orang-orang ketika cuaca ekstrem, dan naiknya permukaan laut menghantam lebih keras dari yang diperkirakan.

Laporan dari Panel Antar-Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), yang ditulis oleh 234 ilmuwan, mengatakan bahwa pemanasan global sebesar sekitar 1,1 derajat Celcius telah membawa banyak perubahan di berbagai kawasan, mulai dari kekeringan dan badai yang lebih parah hingga naiknya permukaan laut.

Semua itu akan terus meningkat, namun belum terlambat untuk mengurangi emisi pemanasan iklim untuk menjaga kenaikan suhu ke tujuan yang disepakati secara internasional yakni jauh di bawah 2 derajat Celsius dan idealnya 1,5 derajat Celsius, yang diprediksi akan membantu menghentikan atau memperlambat beberapa dampak.

Para pejabat PBB mengatakan bahwa IPCC semakin membunyikan alarm dalam laporan regulernya selama tiga dekade terakhir, namun itu tidak mendorong adanya tanggapan kebijakan yang memadai.

“Dunia mendengar tetapi tidak mendengarkan; dunia mendengar tetapi tidak bertindak cukup kuat- dan akibatnya, perubahan iklim adalah masalah yang ada di sini sekarang,” kata Inger Andersen, direktur eksekutif Program Lingkungan PBB, seperti dilansir Antara, Rabu (11/8/2021).

“Tak ada yang aman dan ini semakin memburuk dengan cepat,” katanya pada para wartawan pada peluncuran laporan secara daring.

Semua bagian dunia terpengaruh, kata Hoesung Lee Ketua IPCC, mencatat bahwa laporan tersebut berisi informasi terperinci tentang dampak berdasarkan wilayah, serta pengetahuan yang berkembang pesat tentang menghubungkan peristiwa cuaca ekstrem dengan perubahan iklim.

Petteri Taalas, sekretaris jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), yang menjadi tuan rumah IPCC, mengatakan bahwa jika dikonfirmasi dan dilaksanakan, rencana pemerintah saat ini untuk mengurangi emisi dapat membatasi pemanasan global hingga 2,1 derajat Celcius.

Tetapi tingkat kenaikan suhu itu masih akan membawa banyak masalah, termasuk kekurangan pangan, panas yang ekstrem, kebakaran hutan, kenaikan permukaan laut, potensi “krisis pengungsi” dan dampak negatif bagi ekonomi global dan keanekaragaman hayati, tambahnya.

Selain pengurangan emisi, “Sangat penting untuk memperhatikan adaptasi iklim karena tren negatif dalam iklim akan berlanjut selama beberapa dekade dan dalam beberapa kasus selama ribuan tahun”, katanya dalam peluncuran laporan.

Salah satu cara ampuh untuk beradaptasi, katanya, adalah berinvestasi dalam layanan peringatan dini untuk ancaman seperti kekeringan dan banjir. Tetapi saat ini hanya setengah dari 195 negara anggota WMO yang memilikinya.

Terdapat pula kesenjangan parah dalam sistem meteorologi dan prakiraan cuaca di Afrika, sebagian Amerika Latin, Karibia, dan Pasifik, tambahnya.(ant/dfn/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs