Kabar berantai tentang situasi terkini pelayanan Covid-19 di RSUD Dr Soetomo kembali beredar lewat berbagai grup WhatsApp, Minggu (3/1/2021).
Kabar yang menyertakan keterangan tanggal “31/12/2020” itu menyebutkan, kondisi IGD RSUD dr Soetomo Surabaya dipenuhi pasien terkonfirmasi Covid-19.
Ada sebanyak 31 pasien Covid-19 di IGD non infeksi (bercampur bedah dan non bedah) yang belum bisa dipindah. Lalu ada 37 pasien di IGD Infeksi menunggu ruangan.
“RSUD dr. Soetomo kehabisan ruang isolasi khusus penyakit menular karena penuhnya kapasitas,” demikian pernyataan dari pesan berantai tersebut.
Tidak hanya itu, pesan berantai itu juga menyebutkan, total ada 51 tenaga medis di RSUD Dr Soetomo yang terpapar Covid-19, juga lima orang staf pengajar.
Di antaranya ada 23 dokter Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Tujuh perawat IGD. Serta 21 petugas kamar operasi emergency.
Sedangkan lima staf pengajar yang dimaksud antara lain empat staf senior ilmu kulit kelamin, bedah, dan bedah saraf. Serta Prof dr. Martatko Guru Besar Ilmu Bedah.
Dokter Pesta Parulian Kepala Humas RSUD Dr Soetomo mengklarifikasi informasi itu. Dia tidak bisa menyatakan itu hoaks atau bukan.
“Saya tidak bisa mengatakan itu hoaks, tetapi situasional. Bisa jadi saat itu terjadi. Tapi ada hal di balik itu yang tidak dia (penulis pesan) tulis,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Minggu (3/1/2020).
Sekadar pembanding, Kamis (31/13/2020) lalu, saat pesan itu ditulis, Satgas Covid-19 Jatim mengkonfirmasi sebanyak 935 kasus baru Covid-19 di Jatim.
Angka itu, menurut Khofifah Gubernur Jatim yang saat ini juga terinfeksi Covid-19, adalah angka tertinggi selama Pandemi sejak Maret yang belum pernah terjadi.
Dokter Pesta yang juga Kepala Unit Resusitasi di IGD RSUD Dr Soetomo menegaskan, saat ini semua penanganan pasien terkendali.
“Problemnya, yang menulis pesan itu melihat seolah-olah menumpuk karena pemindahan pasien Covid-19 itu tidak semudah memindahkan pasien biasa,” katanya.
Kalau pemindahan pasien non-Covid-19 membutuhkan waktu 20 menit, untuk pasien Covid-19 butuh waktu setidaknya satu sampai dua jam.
Pihak RS terutama menjaga agar pemindahan pasien Covid-19 ini tidak sampai menimbulkan risiko penularan bagi pasien lain di IGD maupun IGD Infeksius.
“Prosedur itu yang membuat IGD seolah-olah penuh dengan pasien. Ada yang menunggu proses pindah, iya. Menunggu proses diagnostik, iya. Tapi semua bisa kami atasi dengan baik,” ujarnya.
Terhadap kabar adanya sejumlah tenaga kesehatan, dokter PPDS, perawat, maupun petugas di ruang operasi, Pesta juga tidak menampiknya.
Secara tidak langsung dia mengakui bahwa ada sejumlah tenaga kesehatan di RSUD dr Soetomo yang terjangkit Covid-19. Pihak rumah sakit sudah menanganinya.
Termasuk, kata Pesta, RSUD Dr Soetomo juga segera melakukan tracing terhadap orang yang pernah kontak erat, begitu para tenaga medis ini dinyatakan positif.
Satu hal yang Pesta tegaskan, yang tidak tertulis dalam pesan berantai itu, di mana para tenaga medis itu tertular. “Kita harus memandang ini secara holistik,” ujarnya.
Belum tentu, kata dia, para tenaga medis itu tertular di RSUD dr Soetomo.
“Karena mereka kan tidak tidur di rumah sakit Soetomo. Jadi setiap ada petugas terinfeksi kami tracing. Kalau memang kena di rumah sakit kami tracing, apa penyebabnya?” ujar Pesta. (den/ang/iss)