Jumat, 22 November 2024

Ojol Angkut Penumpang Covid-19, Tidak Apa-apa Asal Jaga Protokol Kesehatan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi Taksi Online. Grafis: Gana suarasurabaya.net

Dr. Urip Murtedjo Spb Ketua Forum Pers RSUD dr Soetomo mengatakan, driver ojek online (Ojol) punya kebebasan untuk menolak penumpang yang positif Covid-19. Namun pihaknya juga tidak melarang bila Ojol ingin memberikan tumpangan bagi pasien Covid-19.

“Diangkut aja, asal tidak emergency. Karena kalau emergency misalnya sesak, kekurangan oksigen harus pakai ambulans karena berbahaya terhadap diri sendri dan yang mengantar,” kata dokter Urip kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (5/1/2021).

Karena menurutnya, pasien dengan keadaan darurat biasanya dijemput oleh tim ambulans yang on call dengan pihak rumah sakit. “Sehingga ketika masuk di rumah sakit bisa diterima dan dilanjutkan pengobatannya,” imbuhnya.

Saat driver ojol telah memenuhi protokol kesehatan di antaranya memakai masker, menjaga jarak antara dirinya dengan penumpang, lalu membersihkan kendaraan secara berkala, menurutnya tidak ada masalah ketika mengangkut penumpang terkonfirmasi positif Covid-19.

Menurutnya, ketika driver menolak memberikan tumpangan adalah hal yang lumrah karena rasa was-was bisa terjadi kepada siapapun termasuk pengemudi.

Budiono, melalui WhatsApp Suara Surabaya membagikan pengalamannya saat mengantar seseorang yang positif Covid-19 dari makam Keputih usai memakamkan suaminya. Meskipun bukan driver ojol, Budiono melindungi dirinya dengan membuka semua kaca dan mematikan AC. Ia pun memakai masker N 95 dan orang yang ia berikan tumpangan duduk di belakang menggunakan masker kain. Sesampainya di rumah mobilnya didisinfektan menggunakan semprotan dan ionizer.

“Saya langsung mandi total, berdoa semoga gak tertular. Alhamdulillah gak tertular,” kisah Budiono.

Yohanes Welly, pendengar, juga mengisahkan hal serupa. Ia pernah menerima penumpang positif dengan gejala batuk ke Asrama Haji Surabaya. Penumpangnya jujur menceritakan kondisi dirinya yang positif. Yohanes tak menyangka, ia mendapat orderan dari orang yang sama beberapa hari setelahnya, dan sudah dinyatakan negatif.

“Yang penting kita terapkan prokes dan selalu disinfektan secara rutin,” sarannya.

Yunus, pendengar yang sekaligus berprofesi sebagai driver selalu menyiagakan alkohol di dalam kendaraanya. Saat penumpang turun, siapapun penumpangnya, ia akan membuka kacanya lebar-lebar dan menyemprot disinfektan. “Sejak pandemi sampai sekarang, meskipun sudah ada sekat di mobil saya,” ungkapnya.

Hengky, punya pengalaman yang berbeda. Ia menolak pesanan dari penumpang dengan tujuan ke Asrama Haji. Sebelum menolak, ia mengonfirmasi kepada penumpangnya terlebih dulu.

“Saya juga tadi baru dapat orang sakit ngantar ke RS rujukan Covid yaitu RSU Haji. Saya konfrimasi dan saya tolak karena risiko buat saya dan keluarga,” tulisnya melalui WhatsApp Suara Surabaya.

Setelah menolak orderan, ia kemudian melaporkan perihal penolakan kepada perusahaan tempat ia bekerja. Dia menyarankan agar driver mengetahui mana-mana saja Rumah Sakit Rujukan di Surabaya.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs