Setelah lonjakan pasien akibat virus SARS CoV-2 Varian Delta selama periode Juni-Juli 2021, Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya dalam kondisi relaksasi.
Pada periode itu, tenaga kesehatan (nakes) dan relawan RSLI berjibaku menangani pasien Covid-19 yang sempat mencapai rekor 398 pasien dan 233 antrean pasien.
Kini, di tengah relaksasi pascalonjakan pasien itu, nakes dan relawan RSLI memanfaatkannya untuk rehat. Mereka pun melakukan rekreasi ke dua destinasi wisata.
Laksamana Pertama dr Ahmad Samsulhadi, MARS Penanggungjawab RSLI Surabaya mengatakan, sejak kemarin tim nakes dan relawan sudah berangkat.
Tim pertama rekreasi ke wisata bahari Gili Ketapang, Probolinggo. Sedangkan tim kedua melakukan rekreasi ke sejumlah destinasi di Magelang dan Yogyakarta.
“Ini sangat bermanfaat untuk merecharge semangat dan motiasi mereka dalam bertugas. Karena sudah lebih dari setengah tahun mereka melayani pasien covid-19,” ujar Ahmad, Sabtu (30/10/2021).
Tim pertama yang rekreasi ke Gili Ketapang Probolinggo dipimpin oleh dr. Nevy Shinta Damayanti, Sp.P. dan Dr. Fauqa Arinil Aulia, Sp.AK para Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) RSLI.
Tim ini justru berangkat Sabtu (30/10/2021) pagi tadi pukul 07.00 WIB dari RSLI Surabaya. Di Gili Ketapang, para nakes dan relawan salah satunya melakukan kegiatan snorkeling.
Sementara, tim kedua yang dipimpin Radian Jadid Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga pasien Covid-19 (PPKPC) RSLI sudah bertolak ke Magelang Jumat (29/10/2021) malam kemarin.
Mereka mengawali rekreasi dengan menikmati matahari terbit (sunset) di Punthuk Setumbu, Magelang, kemudian berwisata di Malioboro, Tamansari, dan Pantai Prangtritis Yogyakarta.
Ir. Djuwono Hadisusanto, relawan senior RSLI mengatakan, rekreasi ini penting untuk memberi kesempatan jeda dan relaksasi kepada nakes dan relawan agar kesehatan dan performa tetap terjaga.
Sementara Radian Jadid, pemimpin tim kedua mengatakan, kesempatan rekreasi ini juga menjadi sarana untuk membangun kebersamaan para nakes dan relawan demi meningkatkan kesolidan tim RSLI.
“Selama dua tim nakes dan relawan ini rekreasi, tetap ada nakes dan relawan yang bertugas di RSLI sebagai bentuk kewaspadaan,” kata Radian Jadid.
Sebelum keberangkatan rekreasi ini, dr Ahmad Samsulhadi Penanggungjawab RSLI memastikan, tidak ada nakes dan relawan RSLI yang lengah. Mereka tetap waspada dengan melakukan berbagai aktivitas.
Salah satunya kegiatan keep-clean, yakni menjaga dan menjamin kebersihan lingkungan RSLI.
Seluruh nakes dan relawan melakukan kegiatan bersih-bersih seluruh bangsal hingga area perawatan yang sedang kosong supaya kondisinya tetap bersih dan tidak kumuh meski tidak ada pasien di RSLI.
Tidak hanya itu, para teknisi juga tetap melakukan pengecekan dan pemeliharaan semua fungsi sarana dan prasanara, termasuk alat kesehatan agar tetap berfungsi dengan baik.
“Karena RSLI ini beda dengan RS isoter. Ketika RS isoter tidak ada pasien, fungsinya kembali seperti semula. Baik sekolah, balai desa, dan sebagainya. Sedangkan RSLI, nakes dan relawan harus tetap siaga,” ujarnya.
Ahmad berharap, rekreasi nakes dan relawan itu bisa membuat mereka kembali bugar secara fisik dan mental, solid sebagai tim, dan selalu siap siaga mengantisipasi masuknya pasien covid-19.
“Kami berharap pandemi covid-19 segera berakhir. Sehingga pada akhir Desember nanti tugas kemanusiaan dan kerelawanan di RSLI bisa diakhiri.” kata Ahmad.(den)