Meski dalam suasan pandemi, pengurus RW 2 kampung nelayan Bulak Cumpat, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Surabaya menggelar lomba balap perahu tradisional dengan memperhatikan protokol kesehatan ketat.
Samiadi Santoso, Ketua RW mengatakan, gelaran tahunan dalam rangka peringatan HUT RI ini sudah menjadi adat budaya turun menurun bagi warga nelayan kampung Bulak Cumpat dan sekitarnya.
“Ketika tahun kemarin ditiadakan karena pandemi, maka tahun ini antusias warga nelayan banyak yang mendesak pengurus RW untuk mengadakan,” kata Sumiadi.
Akhirnya berdasar beberapa pertimbangan dan ijin secara lisan ke Bhabinkamtibnas Kelurahan Kedung Cowek, pengurus RW berani menggelar lomba ini secara terbatas, di lokasi pantai watu-watu kawasan Taman Suroboyo, pada Sabtu (28/8/2021).
Panitia mewajibkan seluruh peserta memakai masker dan menjaga jarak selama dalam perahu. Jumlah peserta dalam satu perahu hanya tiga orang.
Jika tahun-tahun sebelumnya persiapan jauh-jauh hari dengan menyebar woro-woro dan poster serta umbul-umbul di sekitar lokasi acara, tahun ini publikasi ditiadakan.
Ini untuk menghindari kerumunan pengunjung agar tidak bergerombol menyaksikan jalannya perlombaan.
“Kalau masih banyak yang menonton, ini murni pengunjung pantai watu-watu yang berniat wisata di kawasan Taman Suroboyo,” kata Samiadi.
Untungnya, ujarnya, lokasinya luas dan penonton bisa menyaksikan dari sepanjang pantai watu, jadi tidak sampai menimbulkan kerumunan.
Lomba tahun ini diikuti 23 perahu kelompok nelayan dari Tambak Wedi, Kenjeran, Sukolilo, Kejawan, dan Bulak Cumpat.
Aturan mainnya, perahu-perahu tradisional yang sehari-hari dipakai nelayan untuk melaut harus beradu kecepatan melintasi jalur kurang lebih dua kilometer yang sudah ditentukan.
“Ada lima pos yang harus dilewati, dimana masing-masing pos ada petugas penjaga, agar peserta tidak curang dengan melakukan potong jalur.” kata Samiadi. Jika tidak melewati kelima pos tersebut, peserta bisa didiskualifikasi.
Hari ini, ada sebanyak 23 perahu memperebutkan tiket 15 besar. Selanjutnya, mereka akan bertanding di babak final akan digelar Minggu (29/8/2021) besok.
“Hadiah yang sudah disiapkan berupa kambing, bebek, serta hewan ternak lainnya,” kata Samiadi.
Dia mengatakan, karena penyelenggaraannya terbatas maka tahun ini tidak ada dana sponsor dan murni swadaya dari kelompok nelayan beserta iuran dari peserta lomba
Meski peserta harus dipungut biaya, tidak menyurutkan nelayan untuk ikut berpartisipasi. Hal ini kata Sumiadi karena lomba ini sudah sangat dirindukan, yang bisa jadi hiburan tersendiri bagi para nelayan.(ton/dfn/den)