Jumat, 22 November 2024

MPR Minta Vaksinasi Covid-19 di Bali Dipercepat Sebelum Akses Dibuka

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Bambang Soesatyo Ketua MPR saat sosialisasi empat pilar MPR di Jembrana Bali. Foto : MPR RI

Bambang Soesatyo Ketua MPR RI menegaskan, seiring rencana pemerintah membuka kembali akses ke Bali bagi wisatawan mancanegara pada Juli 2021, vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat Bali dia minta harus dipercepat.

Sampai 6 Mei 2021 kemarin, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tercatat sudah menerima sebanyak 1,9 juta dosis vaksin. Antara lain terdiri dari jenis Sinovac dan AstraZaneca.

“Jumlahnya belum cukup, masih harus ditambah. Karena untuk mencapai herd immunity, Bali harus melakukan vaksinasi terhadap 3 juta jiwa warga, dari total populasi yang 4 juta jiwa. Butuh 6 juta dosis vaksin lagi,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (17/5/2021).

Dia mengingatkan, selain berbagai persoalan terkait pandemi Covid-19, bangsa Indonesia juga masih dihadapkan pada berbagai tantangan dan ancaman kebangsaan. Antara lain dalam bentuk demoralisasi generasi muda bangsa, memudarnya identitas dan karakteristik bangsa, berkembangnya sikap intoleransi dalam kehidupan beragama serta tumbuhnya radikalisme dan terorisme.

“Menjawab berbagai tantangan dan ancaman kebangsaan tersebut, kita perlu menyebarluaskan narasi-narasi kebangsaan, membangun semangat nasionalisme, dan membangun pribadi yang berhati Indonesia serta berjiwa Pancasila,” kata Bamsoet.

Sebelumnya, saat melakukan sosialisasi empat pilar, Minggu (16/5/2021), di Jembrana, Bali, Ketua MPR mengaku bangga, meskipun nilai-nilai global telah intens masuk ke Bali melalui sektor pariwisata, namun masyarakat Bali masih mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal yang bersumber dari keluhuran warisan adat budaya Bali. Agar tetap lestari, dibutuhkan keberpihakan dari segenap pemangku kepentingan, untuk memberikan proteksi agar nilai-nilai kearifan lokal tersebut tidak terpinggirkan dan tergeser oleh nilai-nilai budaya asing.

“Meskipun sangat heterogen, masyarakat Kabupaten Jembrana yang menganut beragam agama dan aliran kepercayaan dapat hidup berdampingan dengan penuh harmoni. Keharmonisan kehidupan bermasyarakat ini dapat kita rujuk pada filosofi ‘Tri Hita Karana’ atau tiga sumber kebahagiaan. Mengamanatkan pentingnya keseimbangan dan keselarasan dalam hubungan kita dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan lingkungan alam,” tutur Bamsoet.

Bamsoet menjelaskan, nilai-nilai kebangsaan dalam spektrum yang luas, meliputi berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tidak hanya menjelma dalam wujud keluhuran tradisi dan adat budaya yang bernilai adiluhung, namun juga tercermin dalam implementasi tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel.

“Kita patut mengapresiasi pemerintah Kabupaten Jembrana, yang pada tahun 2020 mencatatkan prestasi pada program pemberantasan korupsi terintegrasi, dengan nilai 85 persen, jauh di atas nilai rata-rata nasional yang hanya 75 persen,” jelas Bamsoet.

Kata dia, apresiasi juga perlu diberikan atas tekad pemerintah Kabupaten Jembrana mengembangkan sarana dan prasarana pendukung yang dapat menunjang geliat perekonomian rakyat. Antara lain melalui penataan dan pengembangan terminal, angkutan wisatawan, serta pemberdayaan UMKM.

“Pemerintah daerah juga terus melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap warga Jembrana. Antara lain dengan melaksanakan program vaksinasi massal pada 6-7 April yang lalu di Kelurahan Gilimanuk, melalui kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, antara lain IBI (Ikatan Bidan Indonesia),  IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), Puskesmas, Diskes (Dinas Kesehatan) dan Aparat Desa. Mengisyaratkan pesan penting, bahwa untuk menghadapi pandemi, kita membutuhkan kebersamaan, gotong royong, dan kerjasama,” pungkas Bamsoet. (faz/frh)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs