Catatan seni budaya tahun 2020, kreatifitas seniman di Jawa Tinur sempat meredup di tengah masa pandemi Covid-19.
Heri Prasetyo inisiator seni budaya Jawa Timur membenarkan bahwa kreatifitas para seniman memang sempat meredup. Tak lagi banyak pentas seni budaya digelar.
“Nyala kreatifitas itu tetap ada. Tapi memang sempat meredup. Tidak banyak pentas-pentas digelar. Panggung seni budaya mulai sepi, tak lagi ada pentas,” terang Heri Prasetyo, Senin (4/1/2021).
Heri mensinyalir redupnya kreativitas itu lantaran, sebagian agenda pementasan live dan mengumpulkan penonton tidak boleh digelar. Padahal para seniman itu butuh panggung buat menuangkan ide dan kreativitasnya.
“Pandemi itu akhirnya jadi membatasi aktivitas, ide dan kreativitas seniman. Dan ini membuat kreativitas meredup. Seniman kehilangan panggung. Kehilangan pentas, dan yang pasti berkurangnya pemasukan,” ujar Heri.
Beruntung, lanjut Heri para seniman khususnya di Jawa Timur, saling mendukung, saling membantu, saling menyemangati, agar tetap bertahan dan terus berkarya di masa pandemi Covid-19.
“Beberapa karya bersama kami gelar melibatkan seniman melalui kanal virtual. Butuh adaptasi memang. Tapi tetep saling membantu dan menyemangati agar tetap bertahan di pandemi ini. Sujud Bumi, dan karya lainnya adalah bukti, meski sempat meredup, tapi api kreativitas tetap menyala di tengah pandemi ini,” lanjut Heri.
Karena itu di tahun 2021, Heri berharap pandemi segera usai, agar pentas dan panggung seni budaya kembali marak. Meskipun tentu saja dengan format yang tidak sama, karena menggunakan cara-cara lebih digital.
“Pentas-pentas virtual harus diadaptasi oleh para seniman. Karena lewat kanal-kanal digital itulah sejatinya yang menggantikan pentas tradisional sebelumnnya. Ini harus dilakukan oleh seniman, termasuk para seniman tradisional,” pungkas Heri Lentho sapaan Heri Prasetyo. (tok/ang)