Jumat, 22 November 2024

Menuju PLTSA, Sidoarjo Punya Sanitary Landfill yang Dilengkapi Pengomposan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Gubernur Jatim dan Gus Muhdlor Bupati Sidoarjo meninjau TPA ERiC di Jabon, Rabu (17/3/2021). Foto: Denza suarasurabaya.net

Berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon, Sidoarjo, Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menuntaskan pembangunan TPA Sanitary Landfill.

TPA yang lengkap dengan fasilitas sorting (penyortiran), composting (pengomposan), juga instalasi pengolahan air lindi itu dibangun di lahan seluas 5,8 hektare di wilayah TPA Jabon, Sidoarjo.

M Reva Sastrodiningrat Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jatim, Ditjen Cipta Karya, Kemen-PUPR bilang, pembangunan TPA dengan sistem Sanitary Landfill ini dibiayai Jerman.

“Ini didanai dengan loan (pinjaman) dari KFW Fichtner Jerman sebesar Rp385 miliar. Multiyears contract dari 2018, berakhir 2020 di bulan Desember. InsyaAllah sudah bisa dimanfaatkan,” ujarnya, Rabu (17/3/2021).

TPA ERiC itu, kata Reva, mampu menampung 450 ton sampah per hari. Hanya saja perkiraan umur (batas operasional) TPA ERiC itu hanya mampu mencapai 5-7 tahun ke depan.

“Kami mohon dukungan dari Bu Gubernur dan Pak Bupati untuk dapat dipelihara, dioperasionalisasikan, sehingga TPA ini bermanfaat dengan baik,” katanya setelah meninjau lokasi bersama Gubernur Jatim dan Bupati Sidoarjo.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim dan Ahmad Muhdlor Ali Bupati Sidoarjo sempat meninjau sejumlah fasilitas di TPA ini. Baik fasilitas sorting, composting, maupun landfill.

Khofifah bilang, dengan adanya fasilitas TPA ERiC di Sidoarjo, dia harap masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Dia juga berharap masyarakat mengolah sampah untuk memudahkan prosesnya.

“Jadi kalau dipilah, ini sampai plastik, mana yang organik, itu akan memudahkan proses pengolahan, meskipun di sini juga akan diolah di gedung sorting,” ujar Mantan Menteri Sosial itu.

Fasilitas pengomposan di TPA itu menurutnya juga penting untuk memberikan multiplyer effect lebih besar bagi masyarakat Sidoarjo. Terutama untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik.

“Pupuk organik ini bisa dimanfaatkan untuk pertanian, terutama di Sidoarjo. Karena Sidoarjo ini selain tempat industri, pertaniannya juga kuat sekali. Jadi ada multiplyer effect yang jadi sumber income baru bagi masyarakat Sidoarjo,” ujarnya.

Selain itu, Khofifah juga menekankan, proses pengolahan sampah di Sidoarjo ini juga tidak akan menimbulkan aroma. Nantinya, pengolahan sampah ini bisa menjadi wisata edukasi bagi masyarakat.

“Anak-anak di Sidoarjo bisa diajak ke sini untuk mengenalkan mereka pola hidup sehat, pola hidup bersih, dan seterusnya. Ini akan menjadi hal baru yang bisa diintroduksi masyarakat umum, terutama anak-anak, siswa-siswi di Sidoarjo,” ujarnya.

Satu hal lagi, Khofifah juga bilang, ada kemungkinan dua tahun ke depan akan dikembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Jabon. Dengan demikian, sampahnya makin tereduksi.

“Dengan adanya PLTSa berarti pemanfaatan landfill di sini bisa dikurangi. Karena umurnya hanya sampai 5-7 tahun. Selain itu, end produknya bisa lebih variatif. Inilah pentingnya modernisasi teknologi pengolahan sampah,” ujarnya.

Bupati Sidoarjo yang akrab disapa Gus Muhdlor mengatakan, keberadaan TPA ERiC itu sangat penting. Karena menurutnya, sampai saat ini, sampah bisa dibawa ke TPA baru 20 persen.

Selain mengoptimalkan TPA ERiC itu, dia bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan akan mendorong penguatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di desa-desa.

“Kami akan fokus memotong dari awalnya, dari TPST di desa-desa. Akan kami perkuat peran pengolahan di sana. Harapannya, apa yang ada dan terkirim ke TPA sudah tereduksi sejak awal,” ujarnya.

Selain itu, Muhdlor menegaskan, terkait masalah sampah bukan hanya persoalan fasilitas belaka. Tapi juga kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.

“Bisa dilihat pengendapan (sampah) di sungai, di ruang di manapun, itu sebenarnya karena kesadaran masyarakat yang kecil,” ujarnya. Dia akan terus berupaya meningkatkan kesadaran itu.

“Mari kita selesaikan masalah ini. Karena masalah sampah ini adalah masalah kita bersama,” katanya.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs