Tri Rismaharini Menteri Sosial mengatakan pandemi Covid-19 membuat angka kemiskinan Indonesia menjadi lebih berat, sebab kebutuhan masyarakat meningkat.
“Kita lihat sekali lagi kemiskinan bukan hanya terkait masalah apakah dapat mengakses pekerjaan atau tidak, tapi terkait kebutuhan yang meningkat. Kita dulu tidak pernah membayangkan untuk memakai masker, sanitizer, sekarang harus kita adakan saat ini,” kata Risma dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penaggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Graha BNPB Jakarta, Selasa (8/3/2021) dilansir Antara.
Ia memaparkan masyarakat Indonesia bukan hanya kesulitan ekonomi akibat hilangnya kesempatan kerja ataupun terkena dampak pengangguran, namun harus menambah pengeluaran di saat pandemi.
Selain pengeluaran alat perlindungan diri untuk mencegah penularan Covid-19, kata Risma, pengeluaran untuk akses internet dan gawai yang memadai juga bertambah bagi anak sekolah.
“Ini mengapa angka kemiskinan lebih berat lagi, karena harus ada fasilitas yang tidak pernah terbayangkan dan terpikirkan,” katanya.
Namun di sisi lain, Mensos menilai adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat menjadi harus disiplin mematuhi protokol kesehatan dan mencoba hal baru seperti pembelajaran formal via internet bagi anak-anak, maupun membuka peluang besar pasar daring bagi pelaku UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah).
Ia mengatakan pemerintah melalui Kementerian Sosial berupaya mengurangi beban masyarakat mengatasi pandemi dengan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai, Bantuan Sosial (Bansos), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).(ant/dfn/ipg)