Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) mengatakan, memasuki satu tahun pandemi Covid-19, tiba waktunya bagi semua untuk merefleksikan hal-hal yang perlu dibenahi dan ditingkatkan sebagai bagian dari upaya untuk kembali pulih dan bangkit.
Di sektor pendidikan, kata Nadiem, pandemi telah menyadarkan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran merupakan hal yang tidak lagi bisa dihindari.
“Kita telah melihat dan mengalami sendiri bagaimana teknologi membantu kita memastikan anak-anak tetap mendapatkan pendidikan ketika pembelajaran tatap muka tidak mungkin dilakukan,” ujar Nadiem dalam acara ‘Indonesia Makin Cakap Digital’ yang diadakan secara virtual, Kamis (20/5/2021) sekaligus bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional.
Kata Nadiem, meskipun teknologi tidak akan pernah bisa menggantikan pembelajaran tatap muka dan interaksi langsung antara guru dengan murid, kini semakin sadar bahwa pemanfaatan teknologi mampu mengakselerasi transformasi pendidikan dan mendorong lompatan kemajuan dengan satu syarat. Syaratnya adalah teknologi harus dimanfaatkan secara tepat sasaran dan cakap.
“Tepat sasaran berarti dapat secara langsung mengatasi tantangan yang ada dalam sistem pendidikan kita. Salah satunya adalah kualitas pembelajaran dan akses terhadap pendidikan berkualitas,” jelasnya.
Untuk pertama kalinya, menurut dia, Kemendikbudristek mengembangkan platform pendidikan tingkat nasional yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan murid di seluruh Indonesia untuk saling berinteraksi, belajar, dan berbagi.
Tantangan lain yang sampai hari ini masih sering menjadi kendala peningkatan mutu pendidikan adalah tugas-tugas administrasi yang harus diselesaikan guru dan kepala sekolah. Sebagai konsekuensinya, mereka tidak bisa memberikan pelayanan pendidikan yang memprioritaskan kebutuhan pelajar.
Dalam hal ini, lanjut Nadiem, teknologi perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja-kerja administratif, sehingga guru dan kepala sekolah bisa memfokuskan perhatian dan tenaganya untuk memenuhi kebutuhan pelajar, terutama dengan personalized learning untuk memastikan setiap anak berkembang sesuai minat dan kemampuannya, termasuk cakap dan cerdas dalam menggunakan gawai.
“Yang juga penting dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran adalah kecakapan digital. Kecakapan ini tidak hanya berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan gawai, tetapi juga cerdas dan bijak dalam menggunakannya,” kata Mendikbudristek.
Oleh karena itu, kata Nadiem, diperlukan pendekatan-pendekatan strategis yang dapat meningkatkan literasi digital, khususnya bagi generasi muda yang biasanya belum memiliki benteng cukup kuat untuk menangkal pengaruh buruk dari teknologi.
“Kami menyambut baik modul literasi digital yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang mencakup empat dasar literasi digital, antara lain keamanan digital, keterampilan digital, etika digital, dan budaya digital,” tegasnya.
“Empat pilar utama tersebut akan mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran berbasis teknologi yang menghasilkan talenta-talenta digital unggul Indonesia,” imbuhnya.
Nadiem mengatakan, seratus tiga belas tahun yang lalu, kelahiran Boedi Oetomo sebagai organisasi kebangsaan Indonesia yang pertama menjadi awal dari perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaan.
Saat ini, semua pihak perlu bersama-sama merefleksikan kembali makna dari “Kebangkitan Nasional”. Bangkit berarti keluar dari keterpurukan, bangkit berarti cakap dan tanggap dengan perkembangan teknologi, bangkit berarti belajar dengan bahagia dan merdeka.(faz/frh/ipg)