Internet sudah menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan sehari-hari. Terutama di masa pandemi ini, di mana banyak kegiatan dialihkan menjadi daring.
Teknologi komunikasi kini sudah semakin canggih dengan pengembangan teknologi 5G dan penggunaan fiber optik untuk komunikasi data.
Tapi apa sebenarnya 5G dan fiber optik itu? Mohammad Noor Al Azam Dosen Teknik Informatika Universitas Narotama memberikan penjelasan.
Dia menjelaskan, 5G pada dasarnya adalah generasi jaringan seluler yang lebih tinggi daripada 4G dan generasi-generasi sebelumnya.
“Jadi kita sebut saja G adalah generasi pertama telekomunikasi seluler yang hanya bisa menggunakan suara. Kemudian muncul 2G yang jadi generasi ponsel pertama dengan teknologi SMS. Sudah meningkat tidak hanya suara tapi juga teks,” kata pria yang akrab disapa Azam, Jumat (3/9/2021).
Kemudian 2.5G dikembangkan sebelum 3G karena orang-orang sudah tidak sabar untuk bisa mengakses internet menggunakan perangkat seluler.
“Saat itu mulai dikembangkan yang namanya EDGE dengan layanan WAP yang menyerupai browser HTML biasa namun tidak memiliki kemampuan memuat gambar, hanya teks. Baru kemudian 3G yang bisa digunakan untuk komunikasi data mulai dikembangkan,” lanjut Azam.
Bandwidth 3G yang awalnya cukup, lama-lama harus ditingkatkan karena komunikasi data semakin berkembang tidak hanya teks dan gambar, tapi juga suara dan video.
“Sehingga 4G dikembangkan dan kemudian 5G ini. Intinya, 5G ini punya bandwidth lebih besar dan kecepatan yang lebih tinggi daripada generasi seluler sebelumnya,” tambah Azam.
Azam menambahkan, untuk mengembangkan teknologi 5G di Indonesia, televisi di Indonesia harus berubah dari analog menjadi digital.
Dari channel 700 Mhz ke channel 500 Mhz karena channel 700 Mhz paling cocok digunakan untuk komunikasi 5G.
“Sifat frekuensi itu kalau rendah maka bandwidth-nya juga lebih rendah. Semakin tinggi, juga bandwidth akan tinggi namun transmisi tidak bisa dibelokkan. Frekuensi semakin tinggi adalah sinar laser yang tidak bisa belok. Nah, sinar laser ini digunakan oleh fiber optik,” papar alumni Institut ITS itu.
Mengenai fiber optik, Azam menjelaskan bahwa fiber optik adalah kabel dengan kapasitas mencapai 40 gigabit yang menggunakan sinar laser untuk proses transmisinya.
“Fiber optik ini punya kecepatan yang tinggi, sehingga keunggulannya jelas bisa menjangkau dengan kecepatan yang optimal. Selain itu juga fiber optik tidak terganggu cuaca karena tidak mengandung arus listrik. Jika 5G digunakan untuk perangkat seluler, fiber optik ini untuk perangkat yang tidak bergerak seperti komputer,” jelas Azam.
Sayangnya, fiber optik di Indonesia tidak digunakan bersama-sama. Sehingga setiap perusahaan komunikasi membangun fiber optik dan tiang milik mereka masing-masing.
“Kalau ada perusahaan lain yang butuh, harus menanam tiang dan fiber optik lagi. Akibatnya, tiang telekomunikasi ada banyak sekali. Padahal setiap perusahaan bisa sharing kabel seperti yang dilakukan di luar negeri, karena fiber optik itu kapasitasnya sangat besar. Mungkin nanti bisa diterapkan seperti itu agar jalanan tidak terlalu banyak tiang dan kabel yang semrawut,” kata Azam.(tok/den)