Mayoritas korban erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) mengalami luka bakar dan sesak napas.
Berdasarkan beberapa foto yang sampai di meja redaksi suarasurabaya.net, terlihat tubuh para korban mengalami luka bakar disertai abu vulkanik.
Pakaian yang menempel di badan pun juga tak luput dari lumuran abu panas dan sisa-sisa lumpur.
Baca juga: BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat dan Logistik Bantu Pengungsi Erupsi Semeru
Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang yang diterima suarasurabaya.net, para korban dirawat di berbagai layanan kesehatan seperti Puskesmas Penanggal dan Puskesmas Candipuro.
Sedangkan para korban yang mengalami luka berat dirujuk ke RSUD Pasirian dan RSUD dr Hartoyo.
Baca juga: BPBD Lumajang: Erupsi Semeru Kali Ini seperti 2020 Lalu
Belum diketahui pasti, berapa jumlah korban yang harus mendapat perawatan medis. Proses pendataan dan evakuasi menghadapi banyak tantangan. Selain listrik yang masih padam, juga karena Jembatan Geladak Perak penghubung Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo terputus.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Malang, ada sejumlah korban yang terjebak di Piket Nol lokasi jembatan Geladak Perak yang berada di Kecamatan Pronojiwo yang memerlukan bantuan evakuasi. Tersebar pula di sebuah grup WhatsApp video dari warga yang mengaku terjebak di Piket Nol.
Warga yang terdampak erupsi juga tersebar di berbagai posko pengungsian, seperti balai desa Penanggal, balai desa Sumbermujur, balai desa Sumberwuluh dan balai desa Oro-oro Ombo. Sedangkan lapangan Kamar Kajang Candipuro diperuntukkan untuk pengungsian sektoral.
Saat ini, para pengungsi membutuhkan bantuan mendesak. Antara lain makanan siap saji, pakaian layak pakai, makanan bayi dan kebutuhan darutat lainnya.
Seluruh bantuan korban erupsi Gunung Semeru terkumpul di pendopo Kabupaten Lumajang. BPBD Lumajang dan tim gabungan segera mendistribusikannya ke lokasi bencana malam ini.(tin/den)