Pemerintah Kabupaten Lumajang akan memindahkan posko pengungsian dan dapur umum di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro ke gedung SMP/SMA Candipuro.
Pertimbangannya, kata Thoriqul Haq Bupati Lumajang, adalah lokasi posko pengungsian masih masuk zona merah atau daerah rawan apabila ada guguran material erupsi susulan. Selain itu, bentuk bangunan sekolah yang terdiri dari ruang-ruang kelas yang tertutup juga lebih layak untuk pengungsi.
Sementara posko pengungsian dan dapur umum di Kecamatan Pronojiwo telah diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Malang, di bawah Komando Resor Militer.
Baca Juga: Pengungsi Erupsi Semeru Sangat Butuh Air Bersih
Terkait status Gunung Semeru, sampai Minggu malam (5/12/2021) masih berstatus waspada. Hal yang masih perlu diwaspadai adalah erupsi susulan dan turunnya material vulkanik dari atas gunung kalau turun hujan. Apalagi, saat ini kondisi sungai sudah sejajar dengan persawahan.
“Sekarang kami fokus ke penanganan darurat pengungsi korban. Tentang rehabilitasi kita pikirkan kemudian, yang penting kebutuhan pokok warga terpenuhi,” kata Bupati Thoriq kepada Radio Suara Surabaya, setelah mendampingi Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan meninjau lokasi pengungsian, Minggu.
Baca Juga: Presiden Kerahkan Jajarannya Bergerak Cepat Menangani Dampak Erupsi Semeru
Tidak semua orang boleh masuk ke lokasi bencana. Warga yang diizinkan masuk hanya laki-laki yang mobilitasnya cepat dengan kepentingan tertentu. Misalnya untuk menunjukkan lokasi rumah tetangganya yang belum diketahui keberadaannya. Sedangkan perempuan, lansia, anak, orang sakit, ibu hamil tetap di lokasi pengungsian.
“Masyarakat umum kita sarankan tidak ke lokasi bencana kecuali menjadi relawan,” ujar Bupati Thoriq.
Menurut bupati, Panglima TNI telah memastikan ketersediaan alat berat dan alat mendeteksi suhu badan untuk proses evakuasi korban. Petugas juga menggunakan anjing pelacak khusus untuk korban di jalur lahar dingin, tapi belum tahu korban bisa terevakuasi atau tidak.(iss)