Pandemi Covid-19 berdampak sepinya swalayan melatar belakangi munculnya ide desain keranjang dorong atau troli belanja dari Muhammad Rumi Latif Abdullah Mahasiswa Departemen Desain Produk (Despro) Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yang diberi nama I-Trolley.
Desain inovatif yang diusung oleh mahasiswa yang akrab disapa Rumi ini bermula dari fenomena di supermarket yang makin ramai di masa pandemi. Hal ini dikarenakan supermarket sebagai satu di antara tempat yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari.
Namun, kebanyakan supermarket tidak memperhatikan interaksi fisik yang terjadi di dalamnya. Troli adalah satu di antara penyebar pasif utama untuk virus dalam kegiatan di supermarket.
Rumi menyampaikan dalam kondisi new normal (normal baru) sekarang, pihak supermarket perlu mempertimbangkan solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.
Dari situlah, Rumi menggagas sebuah troli yang memiliki potensi lebih untuk membuat sistem belanja yang aman dan baik di masa pandemi ini.
“Karena troli yang ada sekarang masih hanya terbatas sebagai produk pengangkut barang,” terang Rumi, Sabtu (26/6/2021).
Desain I-Trolley yang dirancangnya ini, kata Rumi, nantinya dalam kondisi nyata dapat berjalan mengikuti pengguna tanpa adanya kontak fisik.
Ada sejumlah fitur pendukung untuk memudahkan pengguna mulai dari Internet of Things (IoT) integration system, interchangeable bucket, dan stackable.
“Fitur ini yang menjadikan I-Trolley bukan hanya sebagai produk fisik, melainkan sebuah sistem produk,” kata Rumi.
Mahasiswa kelahiran Nganjuk ini menambahkan bahwa sistem kerja dari I-Trolley inilah yang menjadi kunci utama keunggulan dan pembeda dari inovasi lain.
I-Trolley ini dirancang dengan berbasiskan IoT pada ruang yang terbatas yakni supermarket.
“Sehingga I-Trolley harus dikoneksikan dengan smartphone pengguna menggunakan barcode,” papar Rumi.
Nantinya, lanjut Rumi, sistem akan langsung membaca dan mengirimkan data ke pusat untuk disimpan menjadi data mentah yang di dalamnya berisi tracking dari alur troli.
“Tracking ini yang nantinya dapat diolah sebagai evaluasi bagi supermarket,” kata Rumi.
Alumnus SMA Negeri 17 Surabaya ini berkata bahwa selain sistem IoT, I-Trolley juga dilengkapi dengan bucket yang bersifat interchangeable. Sehingga pengguna dapat menyesuaikan ukuran bak sesuai kebutuhan mereka saat berbelanja di supermarket.
“Komponen ini menjadikan I-Trolley sebagai produk yang menyuguhkan kemudahan,” tegas Rumi.
Menariknya, menurut Rumi, I-Trolley buatannya dapat ditumpuk satu dengan yang lainnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan area supermarket yang terbatas untuk menyimpan sebuah troli.
Sehingga ruang penyimpanan juga menjadi prioritas perancangan produk I-Trolley ini agar berbagai jenis supermarket bisa memakainya.
Kerja keras Rumi selama dua minggu tersebut telah berhasil membuahkan prestasi membanggakan.
Inovasi berjudul I-Trolley: Smart Integrated Trolley telah sukses mengantarkannya sebagai juara pertama pada International Design Competition for Health Protocol Supporting Products 2021 gelaran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Mei 2021 lalu.
Rumi berharap ke depannya agar ide desain rancangannya ini bisa dikomersialkan di Indonesia.
Rumi juga berharap ke depan untuk bisa menyumbang lebih banyak ide-ide dengan konsep yang mempertimbangkan aspek manusia secara detail tidak hanya sebagai sebuah produk fisik.
“Saya berharap dengan ide-ide yang saya buat bisa membawa nama Desain Produk Industri ITS ke tingkat nasional maupun internasional,” pungkas Rumi.(tok/den)