Karya lukis dua saintis Indonesia menjadi bagian dalam pameran Creative Resillience, Art by Women in Science, di markas besar UNESCO di Prancis. Kedua saintis ini adalah Saskia Purbojo, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang saat ini sedang menempuh Pendidikan magister Lunds Tekniska Hogskola, dan Ratih Oktri Nanda, asisten peneliti yang mengkhususkan diri dalam pengobatan tropis dan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Ismunandar Duta Besar atau Wakil Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO mengungkapkan bahwa kedua karya digital ini akan dipamerkan Bersama 98 karya lainnya mulai 28 Oktober hingga 1 Desember 2021. Karya-karya tersebut dapat dinikmati pula secara daring melalui laman https://www.creativeresilience-unesco.org/.
“Setelah ini, karya digital ini akan dipamerkan juga di Dubai World Expo 2022, dalam tema “Connecting Minds, Creating the Future,” ujar Ismunandar, Senin (25/10/2021)
Ismunandar menyebut bahwa di dunia saat ini saintis wanita kurang terlihat dibandingkan dengan saintis pria. Karena faktanya, jumlah saintis laki-laki di dunia dua kali lebih banyak dari saintis wanita. Melalui pameran Creative Resillience, Art by Women in Science ini, tutur Ismunandar, UNESCO berupaya memberikan wadah agar suara dan visibilitas saintis wanita terdengar dan terlihat.
“Para wanita yang berkarir di bidang Sains Teknologi, Engineering, dan Matematik (STEM) memiliki sisi unik mereka dalam perspektif ilmiah, perjalanan pribadi, kreasi, dan ketahanan mereka selama pandemic,” ujar dia.
Saskia Purbojo, saat awal pandemi Covid-19 bekerja di laboratorium untuk melakukan ekstraksi SARS-CoV-2. Karya Saskia berjudul “Beyond VTM” adalah lukisan digital yang menunjukkan botol Viral Transport Media (VTM) untuk pengambilan sampel swab yang dilakukan oleh petugas kesehatan atau laboratorium. Lingkungan di dalam botol mengungkapkan harapan dan visi Saskia setelah pandemi dan bagaimana dunia dapat diubah dengan sumber energi terbarukan dan sistem transportasi yang ramah lingkungan. Karya Saskia menjadi pengingat bahwa ada dunia yang lebih baik menunggu setelah pandemi.
Ratih Oktri Nanda, selain menjadi asisten peneliti, dia juga adalah seorang ilustrator otodidak. Ilustrasi digital karya Ratih berjudul Safe terinspirasi oleh Sarah Gilbert, salah satu peneliti utama yang mengerjakan vaksin Covid-19. Ratih menciptakan karya seni ini sebagai penghormatan kepada semua peneliti, ilmuwan, dan pekerja laboratorium di seluruh dunia yang telah bekerja di belakang layar untuk mengembangkan vaksin. Para peneliti dan ilmuwan ini telah bekerja untuk membuat seluruh dunia merasa aman kembali, dan berpelukan serta mengakhiri jarak fisik.
Pameran menampilkan seratus buah karya 54 saintis yang berasal dari 31 negara, diantaranya Argentina, Pulau Dominika, Kongo, Ekuador, Prancis, Indonesia, Italia, Jepang, Moldova, Norwegia, Pakistan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.(faz/iss)