Jumat, 22 November 2024

Lestarikan Buah Langka, Mahasiswa Ubaya Olah Juwet Jadi Effervescent

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Buah Jamblang atay Juwet merupakan buah langkah dan perlu dijaga kelestariannya. Foto: Humas Ubaya

Lestarikan buah Juwet atau Jamblang, Linus Nara Pradhana mahasiswa Biologi program kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya) mengolah buah Juwet jadi effervescent.

Buah Jamblang atau Juwet saat ini memang tidak banyak diketahui bahkan dikonsumsi masyarakat. Padahal buah Juwet termasuk buah langka dengan rasa yang khas.

Sebab itu, Linus berkreasi mengolah buah Juwet menjadi effervescent agar bisa diterima dan dikonsumsi oleh masyarakat luas.

“Rasa buah Juwet atau Jamblang memang khas sehingga tidak semua orang bisa mengonsumsi secara langsung karena sepat dan masam. Oleh karena itu, saya membuat effervescent dari buah Jamblang agar lebih praktis, rasa lebih enak karena ada campuran sodanya dan bisa diterima masyarakat luas. Cara konsumsinya mudah dengan langsung memasukkannya ke dalam air, setelah larut langsung diminum,” kata Linus Nara Pradana, Sabtu (2/10/2021).

Linus sapaan Linus Nara Pradhana menambahkan bahwa keinginannya adalah memperkenalkan buah Jamblang melalui produk minuman kekinian dalam bentuk effervescent.

Juwet memiliki bentuk menyerupai Anggur namun sedikit lonjong dengan rasa buah yang khas. Kadang buah ini juga disebut Plum Jawa.

Saat ini buah ini semakin jarang ditemukan dan hanya sedikit orang yang masih mengonsumsi buah itu. Padahal manfaatnya sangat kaya bagi kesehatan.

Yayon Pamula Mukti Dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan mengungkapkan, buah Juwet mengandung banyak nutrisi.

Makro maupun mikro yang berkhasiat bagi tubuh seperti protein, vitamin C, B2 dan B3, serta beberapa mineral seperti fosfor dan zat besi.

“Selain kaya akan nutrisi, buah Jamblang juga tergolong dalam pangan fungsional karena kandungan antioksidan yang bervariasi seperti asam galat, antosianin, dan malvidin. Kandungan antioksidan pada buah Jamblang atau Juwet ini dipengaruhi oleh tingkat kematangannya. Semakin matang (berwarna merah-ungu tua), semakin tinggi kandungan antioksidannya,” kata Yayon Pamula Mukti.

Proses pembuatan effervescent dari buah Jamblang ini merupakan skripsi Linus berjudul Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Jamblang terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Serbuk Effervescent Buah Jamblang.

Proses pengerjaan skripsi ini berjalan selama 3 sampai 4 bulan mulai dari pengumpulan riset, proses produksi hingga uji organoleptik terhadap 40 orang terkait warna, rasa, bau dan sensasi soda pada produk.

Proses pembuatan effervescent dari buah Jamblang membutuhkan waktu sekitar tiga hari. Buah Jamblang yang sudah matang dicuci bersih dengan air mengalir.

Kemudian dipotong-potong dan direndam dengan alkohol 70 persen. Setelah itu didiamkan di suhu ruang selama kurang lebih 2 hari. Proses ini disebut dengan metode ekstraksi maserasi. Selanjutnya adalah memisahkan ekstrak dengan alkohol menggunakan alat rotary evaporator.

Tujuannya untuk menghasilkan ekstrak buah Jamblang dengan kandungan atau konsentrasi lebih pekat. Ekstrak buah Jamblang kemudian diproses dengan alat spray dryer untuk mengubah ekstrak yang berbentuk cair menjadi serbuk.

Setelah itu, serbuk dicampur dengan soda kue, asam sitrat dan bahan yang lain untuk membuat effervescent. Tahap terakhir adalah mencetak serbuk effervescent berbentuk tablet.

Satu diantara kesulitan saat penelitian, kata Linus adalah sulitnya mencari buah Jamblang. Menurutnya buah Jamblang sudah termasuk buah yang langka sehingga cukup menantang.

Proses pembuatan pun harus dilakukan dengan hati-hati. Linus berharap produknya tersebut dapat dilakukan penelitian lebih lanjut agar tercipta produk yang memiliki khasiat utuh dari buah Jamblang.

Melalui fasilitas dan sarana prasarana yang semakin lengkap di Fakultas Teknobiologi Ubaya saat ini, ia percaya akan muncul beragam inovasi atau kreasi produk lain yang lebih baik ke depannya dari mahasiswa terutama dalam memanfaatkan buah Jamblang atau Juwet.

“Penelitian seperti ini tidak banyak yang membuat, sehingga saya harus trial sendiri. Pada trial pertama, maltodekstrin terlalu sedikit sehingga serbuk menjadi lengket seperti susu yang lama dan menggumpal. Kemudian mencoba lagi kedua, akhirnya berhasil sehingga bisa dibentuk menjadi tablet. Saya berharap nantinya produk ini dapat dikembangkan lagi dan bisa melestarikan buah Jamblang yang penuh khasiat,” pungkas Linus.(tok/tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs