Sabtu, 23 November 2024

Kurikulum Prototipe Bisa Membantu Anak Kembangkan Potensi dan Bakat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Berjarak dan tetap pakai masker saat belajar di dalam kelas. Siswa siswi SMPN 4 Surabaya wajib patuh protokol kesehatan selama di lingkungan sekolah dan jam belajar pada hari pertama PTM pada Senin (6/9/2021). Foto: Totok suarasurabaya.net

Zulfikri Anas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek menjelaskan, Kurikulum Prototipe akan menjadi satu di antara opsi/pilihan untuk membantu pemulihan pembelajaran.

“Kurikulum Prototipe punya beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, di antaranya pengembangan soft skills (kemampuan alami) dan karakter, fokus pada materi esensial, dan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid atau teach at the right level,” ujar Zulfikri dalam keterangannya, Jumat (24/12/2021).

Selain itu, kata dia, kurikulum Prototipe ini juga diharapkan bisa membantu anak dalam mengembangkan potensi dan bakatnya.

“Kurikulum Prototipe ini bagian dari proses pembelajaran yang artinya melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya yaitu orientasi holistik, berbasis kompetensi bukan konten serta dirancang sesuai kebutuhan sekolah dan peserta didik,” ungkap Zulfikri.

“Sekolah akan diberikan kebebasan untuk memilih secara mandiri dalam penggunaan kurikulum tersebut,” imbuh Zulfikri.

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, tidak terkecuali dunia pendidikan yang turut terdampak. Di Indonesia, saat ini proses pembelajaran harus dilakukan dalam dua metode yaitu secara luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan).

Pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 penting dilakukan untuk mengurangi dampak kehilangan pembelajaran (learning loss) pada peserta didik. Kurikulum Prototipe menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran akibat pandemi.

“Kurikulum Prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar,” jelas Zulfikri.

“Kurikulum ini telah diimplementasikan di Sekolah Penggerak dan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) sejak tahun 2020. Kurikulum Prototipe juga disebut sebagai Kurikulum dengan Paradigma Baru,” tambah Zulfikri

Sementara, Syaiful Huda Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengapresiasi serta mendukung opsi Kurikulum Prototipe. Menurut dia, Kurikulum 2013 padat konten.

“Saat ini, dengan perubahan/disrupsi yang sangat cepat terutama adanya pandemi Covid-19, sangat tidak mungkin bertahan dengan konsep pembelajaran yang padat konten sehingga tidak memberikan ruang menumbuhkan potensi peserta didik,” kata Syaiful.

“Oleh sebab itu kami di Komisi X mendukung Kurikulum Prototipe yang mengedepankan penyederhanaan materi pembelajaran. Selain itu, Kurikulum Prototipe ini bersifat pilihan dan tidak diwajibkan secara nasional sehingga sekolah diberikan kebebasan sehingga menjadi bagian dari Merdeka Belajar,” imbuh Syaiful.

Dia juga berpesan agar Kemendikbudristek dapat memfasilitasi sekolah-sekolah yang tidak memilih melaksanakan Kurikulum Prototipe. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah perlu dilakukan secara intens untuk mengantisipasi terjadinya kesenjangan.

“Perlu diantisipasi oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam mengatasi kesenjangan (gap) antara sekolah yang melaksanakan dan sekolah yang tidak melaksanakan Kurikulum Prototipe guna penyelesaian berbagai isu yang mungkin timbul,” jelasnya.(faz/tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs