Jumat, 22 November 2024

Kuatkan MBKM, Unair integrasikan Mata Kuliah dan Aktivitas Kampus

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Prof Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak. Rektor Unair. Foto: Manda Roosa suarasurabaya.net

Prof Dr Mohammad Nasih Rektor Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, ribuan mahasiswa Unair telah mengikuti implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Orientasi mereka macam-macam, ada yang jadi profesional, wirausaha, dan peneliti. Semua kami tampung, semua diberi ruang menyelesaikan secepat-cepatnya,” jelasnya.

Sebenarnya, kata Nasih, Unair sudah menerapkan Pembelajaran lintas Prodi-Lintas Rumpun Ilmu sejak 3 atau 4 tahun yang lalu.

Itu adalah program pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk menunjang profesionalisme dan wawasan akademik yang lebih komprehensif.

“Namanya program Inter-Professional Education (IPE) terutama di bidang kesehatan. Dan implikasinya di hospital based dan kita terapkan di RS Umum Airlangga,” katanya.

Dari sini, beragam modul yang dikembangkan misalnya terkait dengan HIV AIDS, juga Napza, bisa diikuti berbagai program studi kesehatan.

“Ini memang sudah dilaksanakan jauh sebelum MKBM berjalan, kami juga mengunakannya dalam community based. Jadi KKN yang sudah berjalan di hospital based kami jalankan di community based,” urainya.

Nasih mengatakan, program MBKM diterapkan pada kurikulum based yang dulunya sangat sulit, karena dulu sangat rigid.

“Tapi sekarang 20 SKS bisa lintas prodi di dalam Perguruan Tinggi (PT) dan 40 SKA di luar PT. Maka itu menjadi lebih fleksibel,” ujarnya.

Untuk memperkuat implementasi MBKM, Nasih mengatakan, Unair sedang merestrukturisasi sejumlah mata kuliah termasuk aktivitas kampus agar lebih terintegrasi.

“Integrasi kami lakukan dengan mata kuliah, KKN, dan sekaligus pengerjaan tugas akhir,” katanya.

Harapannya, kalau sudah masuk di semester 6, 7, atau 8, mahasiswa semester akhir itu bisa mengikuti KKN di berbagai tempat.

“Tidak harus ke desa, bisa juga di dunia industri. Bahkan di rumah masih-masing dengan mengembangkan kewirausahaan,” katanya optimistis.

Secara nasional, kata Nasih, program ini memang masih perlu mengikuti mekanisme dari Kementrian, bahkan beberapa program dan urusan administrasi juga harus lewat pusat.

Nasih mengatakan, untuk memantapkan program MBKM, perlu adanya independensi atau kemandirian dalam pelaksanaan,  sehingga ada keleluasaan dalam aktivitas-aktivitas internal di Unair.

“Artinya tidak harus melalui pusat. Karena menyangkut soal waktu saja, mencapai 20 SKS mereka melakukan kuliah di berbagai macam tempat, tentunya kalau kalau harus mengikuti aturan DIKTI sangat terbatasi. Kami ingin secara mandiri mengimplementasikan dan membuat kebijakan MBKM,” ujarnya.

Sebelumnya, Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) mengapresiasi sejumlah Rektor di Jatim yang berkomitmen mendukung program MBKM.(man/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs