Said Iqbal Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengatakan tingkat penderita Covid-19 klaster pabrik di atas 10 persen. Akibatnya puluhan ribu pekerja harus isolasi mandiri (Isoman) tanpa obat dan vitamin.
“Karena isoman maka pabrik diliburkan karena tidak mungkin pabrik melakukan work from home, tetapi hanya bisa jam kerja bergilir,” kata Said Iqbal, Selasa (20/7/2021), seperti dilansir Antara.
Dia mengungkapkan apabila banyak pabrik libur dan buruh melakukan isolasi mandiri, maka target produksi akan menurun sehingga langkah yang diambil perusahaan adalah merumahkan karyawan dengan memotong gaji mereka.
Selanjutnya, langkah terakhir yang akan diambil pihak manajemen pabrik adalah pemutusan hubungan kerja jika kasus penularan Covid-19 kian meningkat dan arus kas perusahaan terganggu.
“Banyak manajemen perusahaan yang mengajak berunding serikat pekerja untuk persiapan efisiensi perusahaan dengan cara mengurangi jumlah buruh atau PHK bertahap,” ungkap Said.
Lebih lanjut dia menyampaikan, buruh yang sedang isolasi mandiri perlu diberi vitamin dan obat gratis dari BPJS kesehatan agar mereka segera sembuh dan masuk kerja.
Selain itu, program vaksinasi gratis perlu dipercepat dan diperbanyak dengan menyasar kalangan buruh untuk mempercepat kekebalan kelompok atau herd immunity.
Pihaknya meminta agar Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Darurat Covid-19 yang mengatur kerja bergilir, bukan work from home, dan pabrik tidak boleh memotong upah buruh.
“Keluarkan Permenaker darurat Covid yang mengatur kerja bergilir, bukan WFH, dan tidak boleh ada potong upah. Dengan demikian ledakan PHK bisa dihindari,” pungkas Said.(ant/dfn)