Korban meninggal dalam bencana banjir bandang di Kota Batu yang terjadi pada Kamis (4/11/2021) sore kemarin, per Jumat (5/11/2021) pukul 10.00 WIB, bertambah menjadi lima orang dari yang mulanya dua orang.
AKBP I Nyoman Yogi Kapolres Batu mengatakan, dua jenazah yang baru ditemukan pada Jumat (5/11/2021) pagi tersebut merupakan ayah dan anak perempuan berusia 3,5 tahun. Keduanya terseret hingga ratusan meter saat banjir bandang terjadi. Sedangkan tiga jenazah lainnya masih belum diketahui identitasnya.
“Baru saja diinformasikan ada dua jenazah baru yang akan dievakuasi ke RS Polri Bhayangkara,” kata Yogi kepada Radio Suara Surabaya, Jumat pagi.
Ia menjelaskan, jenazah yang diduga bernama Heri itu sebelumnya dinyatakan hilang dengan anaknya. Karena setelah banjir terjadi, keduanya tidak ditemukan ada di dalam rumah.
Ternyata, keduanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Desa Beru, yang titik lokasinya berada jauh ratusan meter dari rumahnya.
“Waktu dievakuasi namanya bapak Heri dan putrinya 3,5 tahun. Posisinya memang tidak ada di rumah, tapi terseret arus dan lumpur berapa ratus meter di bawah, tepatnya di Desa Beru,” ujarnya.
Saat ini, tim gabungan yang terdiri BPBD Jatim, personel TNI/Polri dengan para relawan sedang melakukan pemetaan titik-titik lokasi dugaan korban banjir berada.
Yogi mengatakan, hari ini tim gabungan akan fokus melakukan pencarian di lokasi jenazah Heri dan putrinya ditemukan.
“Kami fokuskan pencarian di lokasi terakhir jenazah ditemukan, terhitung ada lima jenazah di sekitar situ. Sehingga dipusatkan di Beru,” ujarnya.
Dalam proses pencarian ini, polisi dibantu anjing pelacak. Ia juga meminta masyarakat setempat untuk melapor jika ada keluarga yang masih belum ditemukan hingga saat ini untuk mengumpulkan data korban.
Proses pencarian korban banjir di Batu, menurut Yogi, memiliki dua tantangan. Faktor cuaca dan material lumpur. Apalagi, saat ini di Batu sedang mendung. Sehingga jika hujan turun akan menyulitkan proses pencarian. Pun juga ancaman banjir susulan di daerah tersebut.
“Terlebih di daerah-daerah yang dekat dengan aliran sungai. Kalau curah hujan tinggi kami khawatir adanya banjir susulan,” kata Yogi.
Begitu juga dengan endapan material lumpur dan kayu, yang ikut terseret banjir.
“Genangan lumpur cukup tinggi membuat proses pencarian terhambat karena harus dilakukan pengerukan. Karena jika sampai menggunakan alat berat akan lebih lama,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Apalagi dengan kayu-kayu yang terbawa arus lumpur dan batu-batu besar yang menyulitkan proses pencarian.”
Saat ini, kelima jenazah dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata, Batu.
Dengan ditemukannya dua jenazah tambahan ini, jumlah korban yang masing hilang tersisa dua orang. Di sisi lain, data korban masih terus akan diupdate berdasarkan laporan warga setempat dan penelusuran petugas.
Hingga kini, akses lalu lintas menuju Kota Batu dan sekitarnya tetap berjalan lancar. Tapi Yogi mengimbau agar masyarakat tetap berhti-hati mengingat cuaca yang tidak menentu pada beberapa hari terakhir.
Ia juga meminta kepada warga dari luar kota yang ingin ke Batu, untuk menghindari kawasan-kawasan yang dekat dengan aliran sungai.(tin/ipg)