Jumat, 22 November 2024

Kode Batch AstraZeneca Tidak Menandakan Perbedaan Bahan Vaksin

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Vaksin AstraZeneca. Foto: Reuters/Antara

Dr dr Gatot Soegiarto Tenaga Ahli Komisi Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) Jatim memastikan kode kumpulan produksi (batch) vaksin AstraZeneca tidak menandakan perbedaan bahan baku produksi.

Meski hanya kode produksi, Gatot menegaskan, instruksi Komnas PP-KIPI kepada BPOM untuk melakukan kajian terhadap vaksin Astrazeneca dengan kode batch CTMAV547 menjadi langkah yang perlu diambil.

Seperti diketahui, uji sterilitas dan toksisitas vaksin AstraZeneca itu dilakukan setelah adanya laporan ada salah seorang remaja warga DKI Jakarta yang meninggal setelah vaksinasi dan diduga berkaitan dengan pemberian vaksin Astrazeneca CTMAV547.

“Langkah itu perlu diambil untuk memastikan apakah kejadian (remaja meninggal) itu terkait dengan nomor batch tertentu atau tidak. Kalau iya, ya, mungkin nomor batch itu akan diteliti lebih dalam,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya.

Kalau memang terbukti kejadian itu berkaitan dengan vaksin AstraZeneca batch tertentu, Komnas KIPI bersama BPOM akan melakukan penelitian lebih dalam, apakah ada yang salah dalam proses produksi batch tersebut.

“Kalau ternyata tidak ada kaitannya dengan nomor batch tertentu, berarti proses produksi untuk batch itu sama dengan yang lainnya dan tidak ada kejadian istimewa terkait dengan pembuatan batch itu,” ujarnya.

Prosedur ini, kata Gatot, juga dilakukan di luar negeri untuk kasus-kasus yang memang dikaitkan dengan KIPI akibat Vaksin Merek AstraZeneca. Kalau terbukti tidak ada kaitan dengan batch tertentu, bisa disimpulkan meninggalnya warga itu tidak berkaitan dengan Vaksin yang diberikan.

Atas kejadian di Jakarta dan adanya instruksi Komnas KIPI kepada BPOM yang berujung penghentian sementara Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547, Gatot meminta masyarakat tidak perlu ragu-ragu dengan vaksin Astrazeneca.

Enggak perlu ragu-ragu. Ini kan upaya bagi kita untuk menjamin kemanan bagi masyarakat. Walau pun sudah dilakukan persetujuan secara emergency, bukan berarti tidak ada pemantauan,” katanya.

Penelitian itu juga dilakukan karena Komnas PP-KIPI tidak punya data yang cukup terkait kasus yang terjadi di Jakarta. Hal itu berkaitan dengan keluarga warga bersangkutan yang tidak berkenan jenazah almarhum diautopsi.

Sementara itu, Gatot juga memastikan bahwa sejauh ini tidak ada laporan yang mengarah pada kejadian serupa untuk Vaksin AstraZeneca kode batch lainnya. Karena itu, dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir.

“Kami juga mengimbau, apapun jenis vaksinnya, kalau merasakan hal-hal yang tidak nyaman setelah vaksinasi, sebaiknya menggunakan fasilitas pelaporan yang sudah kami sediakan. Kita harus ingat, manfaat vaksin jauh lebih besar daripada kemungkinan KIPI-nya,” katanya.

Sekadar mengingatkan, Kementerian Kesehatan Minggu (17/5/2021) kemarin telah menghentikan sementara penggunaan dan pendistribusian vaksin Astrazeneca batch CTMAV547 sampai hasil uji sterilitas dan toksisitas oleh BPOM keluar.

Gatot menjelaskan, berdasarkan laporan BPOM, pengujian akan membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Kalau setelah itu hasil pengujian menunjukkan tidak ada kaitannya dengan batch tertentu, Gatot bilang, BPOM akan melanjutkan kembali pengujiannya.

Sudah dipastikan vaksin Astrazeneca Batch CTMAV547 yang sudah tersebar ke sejumlah daerah di sejumlah provinsi di Indonesia tidak didistribusikan ke Jawa Timur. Wilayah distribusi batch itu di antaranya di DKI Jakarta, Jawa Barat, juga sejumlah daerah di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs