Menjelang Muktamar NU mendatang, Forum Komunikasi Kiai Kampung Indonesia (FK3I) ikut angkat bicara. Pemimpin NU harus yang alim wa alamah wa faqih.
Mas Muhammad Maftuch Ketua FK3I yang akrab disapa Gus Maftuch menyatakan itu. Bahwa NU hanya layak dipimpin ulama yang sangat alim dan cerdas.
“Selain itu pula, menjadi Ketua NU haruslah peka zaman atau sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zaman. Hal itu tanpa perlu dipaksakan dan dicari-cari, pastinya selalu begitu sosok yang menjadi Ketua Umum PBNU. Pada era saat ini, KH Marsudi Syuhud yang paling layak memimpin atau menakhodai PBNU untuk meneruskan estafet kepemimpinan KH Said Aqil Siraj,” ktaa Gus Maftuch, Senin (11/10/2021).
Menjadi Ketum PBNU, menurut dia, adalah orang-orang pilihan, tidak seperti partai politik yang memakai poling-polingan.
“Poling-polingan bukan tradisi NU,” ujarnya.
Sementara itu, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) yang juga merupakan pengurus FK3I menambahkan, selama satu dekade NU telah dipimpin KH Said Aqil Siraj.
Menurutnya, Kiai Aqil Siraj adalah ulama yang sangat alim dan faqih dalam ilmu agama, terlebih ilmu kitabnya.
“Buya Said juga merupakan seorang profesor doktor yang tentunya ahli juga, pakar dalam banyak bidang, dan sangat dicintai warga Nahdliyyin yang ada di perkotaan ataupun yang berada di kampung atau desa. Beliau disegani dalam skala nasional, juga sangat dihormati di dunia Internasional. Hal itu tak lepas dari keilmuan dan kefaqihan Buya Said,” imbuh Gus Wal.
Selama memimpin NU, Kiai Said dinilai selalu peka dan peduli terhadap masalah dan penderitaan warga Nahdliyyin.
Dewasa ini, menurutnya, hanya Buya Said dan KH Marsudi Syuhud yang peka terhadap masalah dan apa yang dialami warga Nahdliyyin.
Seperti beberapa hari ini, KH Marsudi Syuhud sangat prihatin ketika ada 600 KK atau sekitar 3.000 warga NU yang terdampak langsung dan 10.000 warga yang tidak terdampak langsung di Desa Blaru Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.
Tanah lahan pertaniannya dizalimi penambangan Galian C yang dilakukan oleh PT Gemilang Bumi Sarana.
“Bahkan beliau sampai meneteskan air mata dan sangat terpukul hatinya ketika ada tujuh orang petani warga NU yang memperjuangkan membela tanah lahan pertaniannya malah dipanggil pihak Polres Kediri, karena diduga menghalangi aktivitas penambangan,” kata Gus Wal.
“KH Marsudi Syuhud selama mendampingi Buya Said Aqil Siraj telah membuktikan kelasnya sebagai pemimpin NU. Beliau selalu menomorsatukan kepentingan dan kemashlahatan warga NU,” katanya.
Gus Maftuch yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Nur Muhammad menyatakan, selain KH Marsudi Syuhud, belum ada figur lain saat ini yang pantas untuk menggantikan Buya Said Aqil sebagai Ketua Umum PBNU.
“Yang kapasitas, kapabilitas, kredibilitasnya seperti Buya Said, apalagi keilmuan, kealiman dan dan kefaqihannya. Mari kita bersama-sama selaku umat dan warga NU istighotsah, tahlil, mujahadah, dan doa bersama semoga KH Marsudi Syuhud terpilih memimpin NU dalam Muktamar NU di Lampung, Desember nanti,” ujarnya.(den/ipg)