Jumat, 22 November 2024

Kemenkes: Mutasi Corona N439K di Indonesia Belum Dapat Perhatian Khusus dari WHO

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Grafis: dok. suarasurabaya.net

Siti Nadia Tarmizi Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan mengatakan, mutasi virus corona N439K yang telah ada di Indonesia sejak November 2020 lalu sampai sekarang belum dapat perhatian khusus dari Lembaga Kesehatan Dunia WHO.

“Ini sebenarnya mutasi single, hanya ada satu mutasi pada jenis varian ini. Jenis varian ini bukan yang diminta WHO untuk mendapat perhatian khusus,” katanya di Jakarta, dilansir Antara, Minggu (14/3/2021).

Nadia bilang, mutasi N439K lebih dulu ditemukan dibandingkan varian B117. Namun yang mendapat perhatian khusus berdasarkan rekomendasi WHO adalah mutasi virus B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, dan P1 dari Brasil.

Dia menyampaikan, ada dugaan bahwa di Indonesia sudah ada sejumlah varian virus Corona yang muncul. Beberapa yang sudah terkonfirmasi adalah D614G, B117, dan N439K.

Siti Nadia meyakini WHO akan melakukan kajian yang lebih luas terkait mutasi N439K. “Apakah kemudian virus ini jadi salah satu yang memang perlu mendapat perhatian khusus atau tidak,” katanya.

N439K hampir sama dengan D614G. Baru-baru ini ada satu jurnal yang mengatakan bahwa N439K bisa mengkamuflase pembuatan antibodi. Biasanya, WHO akan mengumumkan setelah kajian para ahli dari berbagai negara telah rampung.

Termasuk di antaranya adalah tingkat keganasan mutasi virus corona N439K. Apakah mutasi virus ini lebih menyebabkan keparahan penyakit dari COVID-19 atau tidak.

“Jadi memang baru ada yang disebut sebagai virus dia di dalamnya melekat pada ace reseptornya. itu dikatakan lebih kuat, tapi itu di dalam suatu uji coba melihatnya. Artinya baru satu jurnal yang mengatakan ini dan kita belum mendengar lebih lanjut dari WHO seperti apa,” katanya.

Siti Nadia memastikan pemerintah selalu mewaspadai penyebaran mutasi virus corona. Menurutnya, pemerintah terus memantau mutasi virus ini karena pemerintah menyadari bahwa mutasi virus itu selalu terjadi.

“Dan memang itu karakter dari virusnya. Sejak awal pandemi COVID-19 sudah disampaikan bahwa memang negara harus memerhatikan terkait mutasi-mutasi virus ini,” katanya.

Protokol kesehatan 5M, baik memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas, dia tekankan masih menjadi cara yang efektif mencegah penularan virus COVID-19, selain 3T (testing, tracing, treatment) oleh pemerintah.

“Kalau kemudian kita ada merasa gejala-gejala yang kita rasakan untuk segera mengetahui periksakan diri dan tentunya kita ketahui vaksin juga merupakan salah satu yang bisa membantu kita melawan virus ini,” katanya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs