Wikan Sakarinto Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengatakan animo masuk pendidikan vokasi, baik SMK dan pendidikan tinggi vokasi mengalami kenaikan.
“Animo SMK dan pendidikan tinggi vokasi mengalami kenaikan dan itu dikonfirmasi dengan hasil survei Markplus. Ini fenomena yang perlu disyukuri meskipun belum kuat,” katanya dalam webinar yang dilansir Antara di Jakarta, Jumat (9/4/2021).
Tingginya animo masyarakat tersebut, kata dia, harus dituntaskan dengan program “link and match“. Harapannya, mahasiswa yang masuk pendidikan tinggi vokasi merupakan mahasiswa yang memiliki minat yang tinggi.
Meskipun demikian, ia mengakui bahwa minat untuk masuk pendidikan tinggi akademik masih lebih unggul dibandingkan pendidikan tinggi vokasi.
Ia menambahkan program “link and match” antara pendidikan vokasi dan industri haruslah dalam dan menerapkan 8+1, yang mana keterlibatan dunia kerja di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi.
Delapan hal yang perlu dilakukan, yakni kurikulum yang disusun bersama dengan industri, pembelajaran berbasis proyek riil dari dunia kerja, jumlah dan peran guru atau instruktur dari industri dan ahli dari dunia kerja, praktik kerja lapangan atau industri, sertifikasi kompetensi, pemutakhiran teknologi dan pelatihan bagi guru atau instruktur, riset terapan mendukung “teaching factory“, dan komitmen serapan, serta berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja seperti beasiswa, donasi dalam bentuk peralatan dan lainnya.
“Sejumlah program vokasi kita yakni SMK Keunggulan, SMK-D2 ‘fast track’ dan juga program D4. Dengan program unggul pendidikan vokasi ini, kami harapkan minat masyarakat masuk pendidikan vokasi semakin tinggi lagi,” demikian Wikan Sakarinto.(ant/tin/ipg)